"Pendonor sengaja memberi informasi yang salah kepada calon orang tua tentang jumlah anak yang dia miliki di masa lalu," kata Pengadilan Distrik Den Haag dalam pernyataan terpisah.
"Semua orang tua ini sekarang dihadapkan pada kenyataan, anak-anak mereka adalah bagian dari jaringan kekerabatan yang besar, dengan ratusan saudara tiri, yang tidak mereka pilih," ungkap mereka.
Pengadilan Belanda menganggap cukup masuk akal hal ini memiliki atau dapat menimbulkan konsekuensi psikososial negatif bagi anak-anak.
Baca Juga: Kontroversial, Miliuner China Bakal Lelang Sperma Pria yang Tak Divaksin Covid-19
"Oleh karena itu, demi kepentingan mereka, jaringan kekerabatan ini tidak diperpanjang lagi," kata pernyataan itu. Kasus ini adalah yang terbaru dari serangkaian skandal kesuburan yang melanda Belanda.
“Saya tidak percaya pada evolusi, tetapi pada penciptaan,” kata Jonathan bulan April, selama persidangan cepat yang membawanya ke pengadilan.
Ketika para hakim bertanya kepadanya apakah dia pernah mengukur rasa sakit yang dapat dia timbulkan pada begitu banyak anak, dan ketidakmungkinan bagi mereka dari berbagai sudut pandang untuk menjalin ikatan persaudaraan, dia menjawab, “Itu tergantung pada orang tua. Kami berurusan dengan konsep baru, dan terserah kami, orang dewasa, untuk membentuknya. ”
Baik sang ibu maupun Donorkind menyebut tindakannya sebagai "eksperimen sosial yang aneh dan harus segera diakhiri".
Dalam pembelaannya, Jonathan Meijer menyesalkan dirinya digambarkan sebagai "banteng gila", dan berpendapat orang punya kendali atas tubuh mereka. Oleh karena itu, memaksakan hak veto terhadapnya sama dengan “upaya pengebirian kimia”, dalam kata-kata pengacaranya, Richard van der Zwan.
Pada 2020, seorang ginekolog yang meninggal dituduh menjadi ayah dari setidaknya 17 anak dengan perempuan yang mengira mereka menerima sperma dari donor anonim.
Sementara, pada tahun sebelumnya, pada 2019, terungkap seorang dokter Rotterdam menjadi ayah dari setidaknya 49 anak saat melakukan inseminasi pada perempuan yang mencari pengobatan.
Sumber : Guardian/El Pais/New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.