KHARTOUM, KOMPAS.TV - Pertempuran di Sudan yang melibatkan tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) terjadi di Ibu Kota, Khartoum pada Sabtu (15/4/2023) kemarin.
Bentrokan berdarah tersebut dilaporkan telah menimbulkan korban jiwa mencapai 25 orang dan ratusan lainnya cedera.
Seperti dilaporkan BBC, Serikat Dokter Sudan mengungkapkan setidaknya 25 orang terbunuh dan 183 orang lainnya terluka karena kekerasan yang terjadi di sana.
Jurnalis Washington Pos mengutip PBB, melaporkan 30 orang tewas dan hampir 400 orang terluka.
Baca Juga: Perebutan Kekuasaan Tentara Sudan dan Paramiliter di Ibu Kota, Korban Tewas Capai 25 Orang
Kementerian Luar Negeri RI pun mengeluarkan pernyataan bahwa tak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.
“Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa yang dimaksud,” bunyi keterangan dari Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Negara dikutip dari dari Tribunnews.
Judha mengungkapkan tercatat ada 1.209 WNI yang menetap di Sudan.
Belum ada pernyataan dari Kemlu apakah pemerintah akan melakukan evakuasi kepada WNI di Sudan. Namun Pemerintah RI menyediakan call center yang dapat dihubungi menanggapi situasi darurat ini.
Adapun call center KBRI Sudan adalah +249 90 797 8701, dan +249 90 007 9060
Sebelumnya diberitakan KOMPAS.TV, bentrokan berdarah terjadi setelah tensi Sudan dan RSF memanas beberapa bulan belakangan.
Kedua pihak berselisih mengenai bagaimana RSF akan diintegrasikan ke militer setelah diktator Omar Al-Bashir dilengserkan.
Baik tentara Sudan maupun RSF mengatakan mereka telah menhendalikan tempat-tempat penting seperti bandara.
Baca Juga: Pasca Pembukaan Perbatasan Selandia Baru, PPI Auckland Semarakkan Ramadan Dengan Buka Puasa Bersama
Pertempuran sengit terjadi di Istana Kepresidenan, Stasiun TV negara dan markas besar militer.
RSF mengeklaim pertempuran terjadi setelah tentara Sudan menyerang paramiliter di selatan Khartoum.
Namun, pihak tentara Sudan membantahnya dan mengatakan klaim itu bohong.
Mereka balik menuduh RSF telah menyerang tentara di selatan ibu kota.
Sumber : BBC/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.