Kompas TV internasional kompas dunia

Korea Utara Ngamuk dan Ancam Reaksi Terberat atas Perluasan Latihan Militer AS dan Korea Selatan

Kompas.tv - 2 Februari 2023, 11:15 WIB
korea-utara-ngamuk-dan-ancam-reaksi-terberat-atas-perluasan-latihan-militer-as-dan-korea-selatan
Jet tempur canggih dan pengebom strategis AS dan Korea Selatan saat latihan bersama. Korea Utara hari Kamis, (2/2/2023) ngamuk dan mengancam reaksi terberat terhadap perluasan latihan militer bersama Amerika Serikat dengan Korea Selatan (Sumber: Ministry of Defence South Korea)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

Jeon Ha-kyu, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, mengatakan kementerian tersebut tidak punya komentar langsung untuk menanggapi pernyataan Korea Utara tersebut.

Baca Juga: Korea Utara Kecam Keputusan AS Kirim Tank ke Ukraina: Kami akan Selalu Berdiri Bersama Rusia

Peluncuran rudal Korea Selatan yang dilakukan beberapa jam setelah uji coba dua rudal Korea Utara, Rabu (15/9/2021). (Sumber: Kementerian Pertahanan Korea Selatan Via BBC)

Dia mengatakan latihan udara terbaru sekutu bertujuan menunjukkan kredibilitas "pencegahan yang diperluas" AS, mengacu pada komitmen untuk menggunakan berbagai kemampuan militernya, termasuk yang nuklir, untuk membela Korea Selatan. Dia menolak mengungkapkan jumlah pasti pesawat AS dan Korea Selatan yang terlibat dalam latihan tersebut.

Kunjungan Austin dilakukan saat Korea Selatan mencari jaminan yang lebih kuat bahwa Amerika Serikat akan dengan cepat dan tegas menggunakan kemampuan nuklirnya untuk melindungi sekutunya dalam menghadapi serangan nuklir Korea Utara.

Kegelisahan keamanan Korea Selatan meningkat sejak Korea Utara menguji coba puluhan rudal pada tahun 2022, termasuk rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menyerang sasaran di Korea Selatan dan daratan AS. 

Peningkatan aktivitas pengujian Korea Utara telah diselingi ancaman menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu dalam berbagai skenario di mana ia menganggap kepemimpinannya berada di bawah ancaman, termasuk bentrokan konvensional atau situasi non-perang.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka, Austin mengatakan dia dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-Sup setuju lebih memperluas latihan militer gabungan mereka, termasuk lebih banyak demonstrasi tembakan langsung. 

Mereka berjanji untuk melanjutkan pengerahan aset strategis AS yang “tepat waktu dan terkoordinasi” ke wilayah tersebut.

Mereka mengatakan dimulainya kembali latihan militer skala besar tahun lalu secara efektif menunjukkan kemampuan gabungan mereka untuk mencegah agresi Korea Utara.

Baca Juga: Sekjen NATO ke Korea Selatan Bujuk Seoul Kirim Senjata ke Ukraina, tapi Ditolak

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin hari Selasa, (31/1/2023) mengatakan Amerika Serikat akan meningkatkan penyebaran senjata canggih seperti jet tempur dan pesawat pembom ke Semenanjung Korea (Sumber: Korean Herald)

Sekutu mengurangi pelatihan mereka dalam beberapa tahun terakhir untuk menciptakan ruang bagi diplomasi dengan Korea Utara selama pemerintahan Trump dan karena pandemi Covid-19.

Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir juga memperkuat kerja sama keamanan mereka dengan Jepang, yang mencakup latihan pertahanan rudal trilateral dan perang anti-kapal selam di tengah uji coba senjata Korea Utara yang provokatif.

“Kami mengerahkan pesawat generasi kelima, F-22 dan F-35, kami mengerahkan gugus tempur kapal induk untuk mengunjungi semenanjung (Korea). Anda akan melihat lebih banyak aktivitas semacam itu di masa mendatang,” kata Austin.

Ketegangan lebih lanjut dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggandakan ambisi nuklirnya.

Selama konferensi politik pada bulan Desember, Kim menyerukan "peningkatan eksponensial" jumlah hulu ledak nuklir, produksi massal senjata nuklir taktis medan perang yang menargetkan Korea Selatan, dan pengembangan rudal jarak jauh yang lebih kuat yang dirancang untuk mencapai daratan AS.

Para ahli mengatakan dorongan nuklir Kim ditujukan untuk memaksa Amerika Serikat menerima gagasan Korea Utara sebagai kekuatan senjata nuklir dan kemudian menegosiasikan konsesi ekonomi yang sangat dibutuhkan dari posisi yang kuat.

Negosiasi nuklir antara AS dan Korea Utara tergelincir sejak 2019 karena ketidaksepakatan atas pelonggaran sanksi ekonomi yang dipimpin AS terhadap Korea Utara sebagai imbalan atas langkah-langkah Korea Utara untuk menghentikan program senjata nuklir dan misilnya.




Sumber : Kompas TV/Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x