BEIJING, KOMPAS.TV - China melakukan tindakan keras ke penentang kebijakan Covid-19 mereka, khususnya di media sosial.
Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah China menghapus lebih dari 1.000 akun media sosial yang mengkritik kebijakan Covid-19 mereka.
Bahkan beberapa akun tersebut memiliki jutaan pengikut.
Dilansir dari BBC, Sabtu (7/1/2023), media sosial China, Weibo mengungkapkan telah melarang atau menangguhkan akun dari apa yang digambarkan serangan pribadi terhadap spesialis Covid-19 China.
Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Kunjungan Kenegaraan ke Indonesia hari Minggu, Ada Kuliah Umum, Bakal Seru
Weibo tak menjelaskan secara spesifik postingan mana yang mendorong tindakan tersebut.
Seperti diketahui, China membatalkan kebijakan nol-Covid yang ketat pada Desember 2022 lalu, dan telah mengalami lonjakan infeksi dan kematian yang cepat.
Kritik online hingga saat ini sebagian besar terfokus pada penegakan ketat peraturan Covid-19.
Hal itu termasuk penguncian yang mengharuskan orang tinggal di rumah dalam isolasi selama berminggu-minggu.
Tetapi postingan baru-baru ini menyerang para ahli yang membela keputusan mendadak untuk mencabut pembatasan.
Pada beberapa pekan sebelumnya mereka mendukung untuk diberlakukannya pembatasan.
Weibo mengatakan telah menemukan hampir 13.000 pelanggaran, termasuk serangan terhadap para ahli, sarjana dan pekerja medis.
Larangan sementara atau permanen telah diberikan ke 1.120 akun.
Baca Juga: Eks Dubes Korea Utara Hilang, Diyakini Dieksekusi Mati Kim Jong-Un Tahun Lalu
“Tidak dapat diterima untuk menghina orang yang memiliki sudut pandang berbeda, atau mempublikasikan serangan pribadi dan pandangan yang memicu konflik,” bunyi pernyataan Weibo.
“Segala jenis tindakan yang merusak komunitas (Weibo) akan ditangani dengan serius,” tambahnya.
Sejak China melepaskan bagian kunci dari kebijakan nol-Covid karena demonstrasi melawan kebijakan tersebut, ada laporan bahwa rumah sakit dan crematorium kepenuhan.
Tetapi China menghentikan menerbitkan data kasus harian, dan hanya mengumumkan 22 kematian Covid-19 sejak Desember.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.