NEW YORK, KOMPAS.TV - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) urung merespons aksi tembakan rudal Korea Utara ke dekat perbatasan negara tetangganya pekan ini.
Alasannya, Pyongyang dilindungi oleh Rusia dan China di forum yang diberi mandat menjaga perdamaian dunia tersebut.
Rusia dan China sendiri memegang hak veto yang dapat menganulir segala resolusi Dewan Keamanan PBB. Terbelahnya kubu Rusia-China dengan Barat di DK PBB pun membuat badan itu belum bisa mengambil tindakan.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyebut 13 dari 15 anggota Dewan Keamanan sejatinya telah sepakt untuk mengambil tindakan penghukuman terhadap Korea Utara pada Jumat (4/11/2022) lalu.
Namun, rezim Kim Jong-un disebutnya mendapat "selimut perlindungan" dari dua anggota lainnya.
Baca Juga: Korea Utara Layangkan Ancaman Nuklir, AS Jawab dengan Pamer Kekuatan Pesawat Pengebom Supersonik
Dua anggota yang dirujuk Thomas-Greenfield adalah Rusia dan China.
"Momen ini menuntut persatuan dari Dewan Keamanan," kata Thomas-Greenfield dikutip Antara.
Moskow dan Beijing sendiri berargumen bahwa latihan militer gabungan AS-Korea Selatan lah yang memicu eskalasi di Semenanjung Korea.
Pyongyang sendiri menyebut peluncuran puluhan rudal pekan ini untuk membalas latihan gabungan tersebut.
Korea Utara menuduh latihan armada jet tempur AS dan Korea Selatan sebagai "simulasi invasi" ke negaranya.
"Kegiatan peluncuran rudal DPRK (nama resmi Korea Utara) baru-baru ini tidak terjadi dengan sendirinya tanpa penyebab, dan peluncuran itu secara langsung berhubungan dengan kata-kata dan perbuatan pihak-pihak terkait," kata Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun.
Sejak Korea Utara menggelar uji coba nuklir pada 2006, DK PBB telah mengadopsi sejumlah resolusi yang melarang Pyongyang menggelar tes rudal balistik.
Akan tetapi, belakangan ini, rezim Kim Jong-un menggencarkan intensitas uji coba rudal dan diyakini hendak melakukan uji coba nuklir lagi.
Pada Mei lalu, China dan Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang AS untuk memperkuat sanksi ekonomi terhadap Korut.
Baca Juga: Kecam Peluncuran Rudal Korea Utara, Dubes AS Keluhkan Kurangnya Tanggapan DK PBB
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.