MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (27/10/2022) membela Arab Saudi yang sedang diancam dan digencet Amerika Serikat karena menolak perintah Washington untuk menekan OPEC+ agar menunda rencana pemangkasan produksi minyak.
Washington menilai pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+ akan menaikkan harga BBM di AS saat pemilu sela digelar pada November nanti.
Associated Press, Jumat (28/10/2022), melaporkan, Putin berpendapat Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bertindak demi kepentingan negaranya dan kebutuhan untuk menstabilkan pasar energi global.
Putin mengatakan hal itu saat ditanya peserta Konferensi Internasional para Pakar Hubungan Internasional tentang ancaman Washington untuk mengevaluasi kembali hubungannya dengan Arab Saudi atas langkah aliansi OPEC+ yang dipimpin Riyadh, untuk memangkas produksi minyak.
"Mereka (Amerika Serikat) perlu menghormati putra mahkota dan Arab Saudi, dan mereka akan merespons dengan baik," kata Putin.
"Dan mereka juga akan merespons dengan cara yang sama jika diajak bicara dengan cara yang tidak sopan."
Putin berargumen dunia telah mencapai titik balik, ketika "Barat tidak lagi mampu mendiktekan kehendaknya kepada umat manusia tetapi masih mencoba melakukannya, dan mayoritas negara tidak lagi ingin menoleransinya."
Pemimpin Rusia itu mengeklaim kebijakan Barat akan menimbulkan lebih banyak kekacauan, menekankan bahwa "dia yang menabur angin akan menuai angin puyuh."
Baca Juga: Putin Akhirnya Beri Pernyataan soal Rencana Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Putin mengeklaim "manusia sekarang menghadapi pilihan: menumpuk beban masalah yang pasti akan menghancurkan kita semua atau mencoba menemukan solusi yang mungkin tidak ideal tetapi dapat berhasil dan dapat membuat dunia lebih stabil dan aman."
Dia juga mengatakan Rusia bukanlah musuh Barat tetapi akan terus menentang diktat yang diklaim oleh para elite neoliberal Barat, seraya menuduh mereka berusaha menaklukkan negaranya.
"Tujuan mereka adalah membuat Rusia lebih rentan dan mengubahnya menjadi instrumen untuk memenuhi tugas geopolitik mereka, mereka telah gagal mencapainya dan mereka tidak akan pernah berhasil," kata Putin.
Dalam pidato panjang yang penuh dengan kecaman terhadap Amerika Serikat dan sekutunya, Putin menuduh mereka mencoba mendiktekan persyaratan mereka kepada negara lain dalam permainan dominasi yang "berbahaya, berdarah dan kotor."
Putin, yang mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari, menggambarkan dukungan Barat untuk Ukraina sebagai bagian dari upaya luas Washington dan sekutunya untuk memaksakan kehendaknya kepada negara lain melalui tatanan dunia berbasis aturan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.