Kompas TV internasional kompas dunia

Oktoberfest Kembali Digelar di Jerman, Pesta Pora Minum Bir dan Makan Daging yang Dibayangi Inflasi

Kompas.tv - 17 September 2022, 07:05 WIB
oktoberfest-kembali-digelar-di-jerman-pesta-pora-minum-bir-dan-makan-daging-yang-dibayangi-inflasi
Oktoberfest ke-186 di Munich, Jerman, pada 21 September 2019. Oktoberfest kembali digelar di Jerman tahun 2022 ini setelah pandemi dua tahun. Birnya tetap dingin dan daging babinya akan sama gurih lezatnya. Tapi, pembuat bir dan pengunjung dihajar inflasi. (Sumber: AP Photo/Matthias Schrader)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

MUNICH, KOMPAS.TV — Oktoberfest kembali hadir di Jerman setelah dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19, dengan gelas bir berukuran sama, babi panggang gurih menggiurkan dengan lemak menetes penuh aroma kelezatan, pretzel seukuran piring makan, lelaki bercelana pendek ketat dari kulit dan perempuan bergaun tradisional penuh canda tawa.

Seperti laporan Associated Press, Jumat (16/9/2022), perajin bir sangat senang melihat kembali bangkitnya pusat wisata ibu kota Bavaria, walau mereka maupun pengunjung dihajar inflasi dengan cara yang hampir tidak dapat dibayangkan sebelumnya. 

Oktoberfest terakhir kali diadakan tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 membuat dunia takluk.

Satu gelas besar bir ukuran 1 liter dihargai antara 12,60 dan 13,80 euro tahun ini, peningkatan sekitar 15 persen dibandingkan dengan 2019, menurut situs resmi Oktoberfest.

Acara dibuka pada Sabtu siang ketika wali kota Munich mengetuk tong pertama dan mengumumkan "O'zapft is," atau "It's tapped" dalam dialek Bavaria.

Untuk pembuat bir Jerman, kenaikan biaya jauh lebih menyakitkan dari sekadar harga satu putaran minum bir di bangku kayu panjang festival.

Baca Juga: Festival Bir Oktoberfest di Jerman Kembali Dibatalkan Karena Pandemi Covid-19

Oktoberfest kembali digelar di Jerman tahun 2022 ini setelah pandemi dua tahun. Birnya tetap dingin dan daging babinya akan sama gurih lezatnya. Tapi pembuat bir dan pengunjung dihajar inflasi. (Sumber: AP Photo/Matthias Schrader, file)

Mereka menghadapi harga yang lebih tinggi di sepanjang rantai produksi mereka, mulai dari bahan mentah seperti jelai dan hop, hingga sentuhan akhir seperti tutup bir dan bahan pengepakan.

Ini adalah cerminan dari inflasi yang berjalan di seluruh perekonomian: harga gas alam yang setinggi langit yang disebabkan oleh perang Rusia di Ukraina membuat bengkak harga harus dibayar oleh dunia usaha dan konsumen untuk energi. Sementara, memulihkan permintaan dari pandemi membuat suku cadang dan bahan mentah sulit didapat.

Peralatan pembuatan bir sering kali berbahan bakar gas alam, dan harga untuk barley malt, atau biji-bijian yang dibiarkan berkecambah dengan membasahinya, naik lebih dari dua kali lipat, menjadi lebih dari 600 euro per ton.

Harga botol kaca meningkat sebesar 80 persen, karena pembuat kaca membayar lebih untuk energi.

Tutup botol naik 60 persen, dan bahkan lem untuk label tidak tersedia di pasaran.

"Harga untuk semuanya berubah secara signifikan tahun ini," kata Sebastian Utz, kepala teknisi di Pabrik Bir Hofbraeu yang bersejarah di Munich, yang berakar di kota itu sejak tahun 1589.

Baca Juga: Jerman Mulai Operasikan Kereta Regional Bertenaga Hidrogen

Oktoberfest kembali digelar di Jerman tahun 2022 ini setelah pandemi dua tahun. Birnya tetap dingin dan daging babinya akan sama gurih lezatnya. Tapi pembuat bir dan pengunjung dihajar inflasi. (Sumber: AP Photo/Matthias Schrader)

"Untuk membuat bir, Anda butuh banyak energi, termasuk untuk pendinginan. Dan pada saat yang sama, kami membutuhkan bahan mentah, barley malt, hop, di mana harga pembelian meningkat."

Biaya segalanya, kardus, baja tahan karat untuk tong, palet kayu, perlengkapan pembersih untuk menjaga tangki pembuatan bir tetap bersih, telah naik tajam.

"Ini adalah harga yang belum pernah dialami industri pembuatan bir Jerman sebelumnya," kata Ulrich Biene, juru bicara Veltins Brewery milik keluarga bersejarah di Grevenstein, yang bukan salah satu merek yang dijual di Oktoberfest.




Sumber : Kompas TV/Associated Presw




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x