Salif Hafez melancarkan aksinya bersama sekelompok aktivis yang menamakan diri Depositors Outcry. Sebagian aktivis membersamai Hafez menyerbu kantor manajer cabang, sebagian lain menggelar protes di luar.
Hafez mengaku tabungannya yang disandera Bank BLOM senilai hampir Rp300 juta.
Demi perawatan sang adik yang kena kanker, sebelum 'merampok' bank, Hafez mengaku telah menjual banyak barang-barang pribadinya dan mempertimbangkan untuk menjual ginjal.
Nadine Nakhal, seorang nasabah yang menjadi saksi mata kejadian, menyebut kelompok Hafez yang menyerbu bank “menyiramkan bensin di dalam, dan mengeluarkan korek dan mengancam akan menyalakannya.”
Nakhal menyebut, Hafez mengancam si manajer akan menembaknya jika uang tabungannya tidak diberikan.
Di lain pihak, melalui video yang disiarkannya via Facebook, Hafez mengaku tidak ingin melukai siapa pun. “Saya menerobos bank tidak untuk membunuh siapa pun atau membakar tempat ini. Saya di sini untuk mendapatkan hak-hak saya,” katanya.
Di media sosial Lebanon, Hafez disambut bak pahlawan karena aksinya. Ia pun mendorong orang lain untuk melakukan tindakan serupa untuk mengambil sendiri tabungan mereka.
Sesaat setelah kejadian, sejumlah aktivis yang membersamai Hafez dilaporkan ditangkap aparat, termasuk seorang pria yang membawa sesuatu menyerupai pistol. Namun, belum diketahui itu pistol betulan atau juga pistol mainan.
Baca Juga: Presiden Filipina: Ayah Saya Bukan Diktator, Terapkan Darurat Militer untuk Redam Pemberontakan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.