BEIJING, KOMPAS.TV - Keputusan Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas penyerangan ke Ukraina ternyata menguntungkan China.
China kini menjadi destinasi utama ekspor emas Rusia setelah negara-negara Barat menutup pasar logam mulia mereka dari Moskow karena invasi ke Ukraina.
Menurut laporan media RBC, Jumat (26/8/2022), dikutip dari The Moscow Times, impor emas China dari Rusia pada Juli mencapai 108,8 juta dolar AS atau setara Rp1,6 triliun.
Jumlah impor emas tersebut meningkat 750 persen dibandingkan Juni, dan meningkat sekitar 4.800 persen dibandingkan bulan yang sama pada 2021.
Baca Juga: Bertemu Penasihat Joe Biden, Menhan Israel Tegaskan Penolakan atas Perjanjian Nuklir Iran
Berdasarkan laporan RBC, sejumlah ahli pasar meyakini Rusia, yang merupakan penghasil emas terbesar kedua di dunia dengan lebih dari 300 ton per tahun, saat ini menjual emas ke China dengan diskon mencapai 30 persen.
Sedangkan ahli lainnya mengungkapkan bahwa China, salah satu pembeli emas terbesar dunia, menjadi salah satu destinasi baru penting bagi emas Rusia di Asia dan Timur Tengah.
Uni Emirat Arab (UEA) yang belum merilisi data impor emas Rusia pada 2022, disebut oleh para ahli tersebut sebagai pusat penyamaran negara asal logam mulia tersebut.
Baca Juga: Rusia Tiupkan Angin Segar, Siap Kirim Gas yang Dibutuhkan Eropa tapi Syarat Ini Harus Dipenuhi
AS, Inggris, Kanada, dan Jepang melarang impor emas Rusia pada Juni lalu.
Uni Eropa (UE) dan Swiss, yang merupakan pusat emas utama yang biasanya mengambil sikap netral, mengikuti pelarangan tersebut pada bulan lalu.
Seperti diungkapkan RBC, data bea cukai China menjadi kumpulan angka pertama yang mengungkapkan bagaimana ekspor emas Rusia dialihkan ke timur.
Rusia merahasiakan data bea cukainya awal tahun ini, setelah sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina menyebabkan masalah ekonomi yang signifikan.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.