PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un diyakini mengalami ketergantungan pada obat untuk mengatasi kesakitan.
Hal itu diungkapkan seorang pakar setelah pada pekan lalu terlihat adanya tanda hitam besar di kepalanya.
Apalagi, itu bukan pertama kalinya ia terlihat adanya tanda seperti itu di tubuhnya.
Pakar Elit Korea Utara, Michael Madden mengungkapkan adanya beberapa kemungkinan, dan memar karena menerima suntikan mungkin menjadi alasannya.
Baca Juga: Kian Mesra, Putin dan Kim Jong-Un Saling Kirim Surat, Ini yang Dibicarakan
“Tanda itu memiliki warna berbeda dan muncul di tempat yang berbeda. Jenis suntukan yang paling mungkin diterima Kim Jong-un adalah steroid anti-inflamasi untuk mengurangi nyeri sendi,” tuturnya dikutip dari Mirror.
“Ini sama dengan orang-orang yang memar karena perawatan IV di rumah sakit,” ujarnya.
Madden yang merupakan tokoh di Pusat Stimson di Washington DC yang menjalankan situs Pengawas Kepemimpinan Korea Utara, menegaskan suntikan itu kemungkinan untuk melindungi imej Kim Jong-un sebagai orang kuat.
“Jika kita melihat jadwal Kim Jong-un, ia membuat sedikit penampilan di depan umum dibandingkan sebelumnya,” ucapnya.
“Jadi jika ia memang memiliki nyeri sendi kronis atau rutin, ia mungkin menjalani satu perawatan untuk kantor atau di rumah, dan kemudian perawatan lain yang lebih intensif untuk penampilan di depan umum,” katanya.
Madden menjelaskan bahwa para elite di rezim telah bergosip tentang keluarga Kim Jong-un.
Akibatnya, jarang ada informasi mengenai Kim Jong-un yang tak direkayasa karena penampilan yang lemah dapat menyebabkan alarm, atau berbahaya bagi otoritasnya.
Baru-baru ini rekaman tangisan yang fanatik disiarkan ketika Kim Jong-un dikabarkan sakit saat menangani pandemi virus corona di negara itu.
Korea Utara mengklaim korban tewas karena Covid-19 hanya 74 orang, setelah virus itu mencapai negara tersebut pada Mei lalu.
Analisis atas kemunculannya di acara publik jumlahnya jauh lebih sedikit dari biasanya.
Selain itu, ia kini kerap berjalan di jarak pendek, atau berdiri diam untuk berpidato.
Perbandingan dibuat berdasarkan rekaman dari masa lalu, di mana pria berusia 38 tahun itu terlihat jauh lebih energik.
Baca Juga: Republik Donetsk yang Memerdekakan Diri dari Ukraina Desak Kerja Sama dengan Korea Utara
Pada 2021, terlihat Kim Jong-un kehilangan banyak berat badan, setelah sempat menghilang dari depan publik.
Namun, saat ini berat badannya dilaporkan telah naik lagi, dan dikaitkan karena perawatan steroid yang disebabkan penyakit serius.
Apa pun penyebab pastinya, pakar tersebut yakin bahwa tanda-tanda tersebut mengarah pada intervensi medis.
“Tak ada skenario alternatif logis lainnya dalam hal ini,” tuturnya.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.