DHAKA, KOMPAS.TV — Pemimpin Bangladesh PM Sheik Hasina mengatakan ratusan ribu pengungsi etnis minoritas Rohingya yang tinggal di kamp-kamp penuh sesak di Bangladesh harus pulang ke Myanmar, tempat mereka melarikan diri dari gelombang penganiayaan dan kekerasan.
Sheik Hasina menyatakan itu pada hari Rabu (17/8/2022) kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet. Seperti dilansir Associated Press, Rabu (17/8/2022), Bachelet tiba di Bangladesh pada hari Minggu dan mengunjungi kamp-kamp Rohingya di distrik Cox's Bazar dekat perbatasan dengan Myanmar.
“Rohingya adalah warga negara Myanmar dan mereka harus dibawa kembali,” kata Hasina seperti dikutip oleh sekretaris persnya, Ihsanul Karim.
Muslim Rohingya menghadapi diskriminasi yang meluas di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, di mana sebagian besar ditolak kewarganegaraannya dan banyak hak lainnya.
Lebih dari 700.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh mulai akhir Agustus 2017 saat militer Myanmar melancarkan "operasi pembersihan" terhadap mereka menyusul serangan oleh kelompok pemberontak Rohingya.
Situasi keamanan di Myanmar memburuk setelah pengambilalihan militer tahun lalu.
Baca Juga: Komisioner Tinggi HAM PBB Tiba di Bangladesh Tinjau dan Inspeksi Pengungsi Rohingya
Saat ini, Bangladesh menampung lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya.
Para pengungsi saat ini berada di tahun kelima pengungsian mereka di Bangladesh di tengah upaya yang gagal untuk mengirim mereka pulang.
Awal bulan ini, Bangladesh berupaya mencari bantuan kerja sama dari China dalam memulangkan Rohingya ke Myanmar selama kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.