Sedikitnya 10 orang tewas akibat hujan deras yang melanda bagian utara negara itu sejak Senin, memutus aliran listrik, menyebabkan tanah longsor dan membanjiri jalan serta kereta bawah tanah.
Banjir minggu ini membawa hujan terberat dalam 115 tahun di Seoul, menurut Administrasi Meteorologi Korea.
Hari Rabu, menurut laporan, enam orang masih hilang dan 570 orang setidaknya kehilangan rumah, sementara 1.400 dievakuasi, sebagian besar di Seoul, kata Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat.
Baca Juga: Seoul Korea Selatan Dilanda Banjir Tewaskan 7 Orang, Pemerintah Beri Peringatan
Saat awan hujan bergerak ke selatan pada hari Rabu, upaya pemulihan mulai dilakukan, setidaknya di distrik-distrik yang lebih makmur.
Sementara sebagian besar Sillim tetap banjir, dan penduduk menyamakan kondisinya dengan "lumpur", di Gangnam, sebagian besar jalan telah dibersihkan dan lalu lintas kembali normal.
Ha mengatakan akan memakan waktu sekitar 10 hari untuk mengembalikan apartemennya ke titik di mana dia akan pindah kembali.
Dia mengatakan, satu-satunya bantuan yang ditawarkan pemerintah adalah untuk tempat penampungan sementara di gimnasium, yang dia tolak.
Seorang pejabat di kantor distrik Gwanak, yang meliputi Sillim, mengatakan upaya pemulihan bisa lebih lambat di sana karena konsentrasi apartemen kecil dan rumah-rumah yang berjajar di jalan-jalan sempit, tidak seperti Gangnam, yang memiliki jalan raya lebar dan gedung perkantoran.
Pejabat itu mengatakan jumlah tentara yang terlibat dalam pemulihan akan ditingkatkan dari 210 menjadi 500 personil pada hari Kamis.
"Kami melakukan upaya habis-habisan untuk membantu warga, membawa semua orang dari kantor, pasukan, dan sukarelawan kami," kata pejabat itu.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.