Baca Juga: Malaysia Larang Ekspor Ayam, Warga Singapura Panik karena Nasi Ayam adalah Makanan Sehari-hari
"Sepertinya Anda tidak memiliki cukup bahan untuk membuat makanan, jadi kami membuat versi yang ditingkatkan, nasi, sambal sarden, telur goreng, beberapa irisan mentimun, dan segelas limun," katanya.
"Ini adalah makanan lengkap yang sehat. Anda punya karbohidrat, protein, beberapa sayuran dan itu adalah sesuatu yang Anda senang pesan, bukan karena murah dan Anda tidak punya uang," katanya.
Menggemakan sentimen yang sama, pemilik restoran Jaizah Jaafar mengatakan ini adalah situasi yang saling menguntungkan untuk semua.
"Orang-orang membutuhkan makanan dan kami ingin bisnis, jadi kami harus bertemu mereka di tengah jalan. Pada tingkat yang kami jalani, cukup baik jika kami mampu bertahan setelah membayar komitmen kami," katanya.
Operator kafetaria di lembaga pendidikan tinggi publik juga menyatakan kesediaan mereka untuk menyediakan makanan ekonomis paket hemat bagi siswa yang kesulitan dengan harga 3,50 ringgit, di bawah inisiatif pemerintah yang diumumkan awal bulan ini yang akan memberi mereka pembebasan sewa enam bulan.
Ibu Norlina Johari, yang mengoperasikan kafetaria universitas di Sungai Buloh, mengatakan mereka menawarkan makanan lengkap yang terdiri dari nasi, ayam, dan sayuran kepada siswa dengan harga sekitar 3,50 ringgit.
Baca Juga: Malaysia Segera Larang Ekspor Ayam, Konsumen Singapura Cemas Harga Makanan dan Hidangan Meroket
“Kami paham tidak semua mahasiswa suka dada ayam, hanya itu yang bisa kami tawarkan dengan harga murah,” katanya, seperti dikutip situs berita New Straits Times Online.
Beberapa operator makanan mengatakan pemasok mereka rela memberi mereka diskon bahan mentah setelah mengetahui tentang rencana mereka untuk menawarkan makanan murah.
Iskandar mengatakan dia menyesuaikan porsi paket hemat hanya untuk mencapai titik impas. "Tapi kami juga tidak merugi," tambahnya.
Selain makanan paket hemat ekonomis restorannya juga menawarkan "makanan yang ditangguhkan" konsep pay it forward sejak 2014, pengaturan di mana pengunjung membayar di muka untuk orang lain yang perlu meminta makan nanti.
"Anda dapat 'menangguhkan' apa saja dari menu kami. Jadi orang yang membutuhkan makanan bisa mampir dan makan," katanya, seraya menambahkan bahwa sekitar 1.000 makanan telah diklaim sejauh ini.
"Kami punya keluarga pengungsi yang mampir untuk makan malam. Kami memiliki seorang ibu tunggal yang merayakan ulang tahun keluarga kecil untuk anaknya, semuanya menggunakan makanan yang ditangguhkan, yang tidak akan mampu mereka beli jika tidak," katanya.
"Jadi bukan hanya memberi makan rasa lapar. Ini juga ada untuk sedikit mengangkat semangat."
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.