SACHEON, KOMPAS.TV - Prototipe pesawat tempur KF-21 Boramae, kerja sama Korea Selatan dengan Indonesia, disebut akan bersiap melakukan penerbangan perdana pada akhir bulan ini.
Rencana penerbangan perdana tersebut diungkap kepada media di markas besar Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), Sacheon, 437 kilometer selatan Seoul, seperti laporan Yonhap, Jumat (8/7/2022).
Diselenggarakan bersama oleh Defense Acquisition Program Administration (DAPA), proyek jet tempur yang diluncurkan tahun 2015 tersebut mewakili kemajuan yang menjanjikan dalam program bernilai 8,8 triliun won, setara USD7,9 miliar atau sekitar Rp119 triliun. Rencananya KF-21 akan menggantikan armada jet F-4 dan F-5 Angkatan Udara Korsel yang menua.
Tes penerbangan pertama pesawat tempur itu diperkirakan akan datang akhir bulan ini. DAPA belum membocorkan tanggal tertentu, mengingat setiap rencana penerbangan dapat berubah karena kondisi cuaca.
“Taxi di darat bertujuan untuk memeriksa integritas dan pengoperasian pesawat,” kata Kim Nam-shin, manajer senior Divisi Program KFX di KAI, mengacu pada skema pengembangan jet, Eksperimen Pesawat Tempur Korea.
Pesawat berwarna abu-abu sepanjang 16,9 meter itu merupakan prototipe KF-21 pertama yang diungkap ke publik April tahun lalu.
Baca Juga: Pesawat Misterius Masuki Wilayah Udara 6 Negara NATO dan Dikejar Jet Tempur, Pilotnya Hilang
Sebanyak enam prototipe sejauh ini telah diproduksi untuk tujuan pengujian.
Bendera nasional Korea Selatan dan Indonesia dicetak di bawah kokpitnya untuk menunjukkan negara Asia Tenggara sebagai mitra dalam proyek pesawat tempur.
Jakarta setuju untuk menanggung 20 persen dari program pembangunan Tahap 1 senilai 8,1 triliun won.
Dimulai dengan uji terbang 40 menit yang diharapkan bulan ini, KAI mengatakan enam prototipe KF-21 akan melakukan 2.000 sorti gabungan di perairan barat dan selatan hingga tahun 2026.
Korea Selatan berusaha mencapai kesesuaian tempur "tentatif" pada paruh kedua tahun depan dan kesesuaian tempur "akhir" pada tahun 2026, yaitu prosedur utama dari proses pengembangan bertahap, kata para pejabat.
Produksi massal diperkirakan akan berjalan hingga 2032.
Baca Juga: Indonesia Resmi Tandatangani Pembelian 6 Jet Tempur Rafale Prancis, Total Pesanan 42 Pesawat
Jika dikembangkan sepenuhnya, Korea Selatan akan memasuki klub elite yang saat ini terdiri dari tujuh negara dengan jet tempur supersonik yang dikembangkan secara lokal.
KF-21 menggunakan berbagai teknologi canggih, termasuk radar Active Electronically Scaned Array (AESA) yang melacak banyak target dengan komponen yang lebih canggih dan efisien.
KF-21 Boramae juga punya sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) yang mendeteksi target terbang rendah yang memancarkan radiasi inframerah, termasuk rudal anti-kapal.
Pesawat tempur generasi 4,5 itu akan dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara seperti AIM-2000 oleh Diehl yang berbasis di Jerman dan Meteor oleh MBDA Inggris.
Selama fase kedua proyek dari tahun 2026 hingga 2028, Korea Selatan akan menyiapkan kemampuan tempur udara-ke-permukaan KF-21, termasuk rudal yang diproduksi oleh Raytheon Technologies, Boeing dan General Dynamics yang berbasis di AS, serta perusahaan lokal seperti sebagai Hanwha dan LIG Nex1.
DAPA saat ini juga sedang mengembangkan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara untuk KF-21.
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.