KIEV, KOMPAS.TV- Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, pihaknya membutuhkan dana yang besar untuk membangun kembali Ukraina, yaitu sebesar 450 miliar dollar AS (sekitar Rp11.251 triliun).
Mengutip Kompas.com, Selasa (5/7/2022), sebagai gambaran, pembangunan stadion serupa Jakarta International Stadium (JIS) di Indonesia menelan biaya Rp4,5 triliun.
Jadi, dana rekonstruksi Ukraina itu cukup untuk membangun sebanyak 2.500 stadion JIS.
Menurut Shmyhal, dana rekonstruksi sebagian bisa didapat dari aset Rusia yang disita.
“Pemulihan Ukraina sudah diperkirakan mencapai 450 miliar dollar AS. Kami percaya bahwa sumber utama pemulihan seharusnya adalah aset yang disita dari Rusia dan oligarki Rusia,” kata Shmyhal.
Baca Juga: Aktivis Anti-Putin Pakai Situs Porno untuk Tunjukkan Kengerian Perang di Ukraina kepada Rakyat Rusia
"Pihak berwenang Rusia melancarkan perang berdarah ini, mereka menyebabkan kehancuran besar-besaran ini, dan mereka harus bertanggung jawab atas itu," tambahnya.
Sementara itu, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, rekonstruksi Ukraina bukan hanya dilakukan oleh negaranya.
Tetapi juga menjadi tanggung jawab dari negara-negara di dunia dan pihak lainnya yang menjunjung demokrasi.
"Ini adalah tugas bersama dari seluruh dunia demokrasi," ujar Zelensky.
Sejauh ini, memang sudah ada beberapa pihak yang menunjukkan minat ingin membantu Ukraina.
Bank Investasi Eropa (EIB) telah mengajukan struktur pembiayaan yang dipakai selama pandemi Covid-19, yaitu sebesar 100 miliar euro (sekitar Rp1,56 triliun).
Baca Juga: Pengamat: Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Strategi untuk Sukseskan G20 di Indonesia
Skema ini diajukan dalam Konferensi Pemulihan Ukraina di Swss yang dimulai pada Senin (4/7) kemarin.
Konferensi tersebut diadakan untuk membantu menyediakan sumber daya bagi pemulihan Ukraina pascaperang.
Kemudian, EU-Ukraina Gateway Trust Fund (EU GTF) akan berupaya mendapatkan kontribusi awal sebesar 20 miliar euro dari negara-negara UE dan anggaran UE dalam bentuk hibah, pinjaman, serta jaminan.
Penjaminan ini akan mengarah pada proyek infrastruktur dengan total 100 miliar euro.
Jumlah ini setara separuh keperluan mendesak bagi Ukraina.
Jika dana itu terkumpul, E-U GTF dapat berkontribusi untuk membangun kembali jembatan-jembatan atau merenovasi layanan air bersih atau air limbah.
Terutama untuk kota-kota yang populasinya telah berkembang karena migrasi dari berbagai daerah lain di Ukraina sejak invasi Rusia 24 Februari ke negara itu.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.