Orbit baru yang dinamai Halo itu berbentuk macam telur yang membentang dengan satu ujung melewati dekat bulan, sementara ujung lainnya jauh dari bulan.
Rencananya, NASA bakal menempatkan stasiun luar angkasa 'Gateway' di jalur orbit baru itu, tempat yang memungkinkan astronot turun ke permukaan bulan sebagai bagian dari program Artemis.
Beck menyebut adanya orbit baru membawa sejumlah keuntungan seperti mengurangi penggunaan bahan bakar, selain juga memungkinkan satelit – atau stasiun luar angkasa – tetap berhubungan konstan dengan Bumi.
Baca Juga: Penembakan dalam Perayaan Kemerdekaan AS di Illinois, 6 Tewas dan 24 Luka-luka
Satelit Capstone diluncurkan memakai Roket Electron, lalu dilanjutkan oleh Photon, pesawat ruang angkasa kedua yang terpisah dari Electron 9 menit selepas roket lepas landas dari bumi.
Satelit Capstone kemudian dibawa oleh Photon selama enam hari, pesawat itu menembakkan satelit Capston secara berkala untuk menjauhkannya dari bumi.
Ledakan terakhir pada Senin (4/7) memungkinkan Photon untuk terpisah dari gravitasi Bumi dan mengirim satelit 'microwave' itu menuju bulan.
Beck mengatakan mereka akan memutuskan dalam beberapa hari mendatang apa yang harus dilakukan dengan Photon, yang telah menyelesaikan tugasnya dan masih memiliki sedikit bahan bakar yang tersisa dalam tangki.
“Ada sejumlah tugas yang sangat keren yang bisa kita lakukan dengannya,” kata Beck.
Untuk misi itu, NASA telah bekerja sama dengan dua perusahaan komersial: Rocket Lab yang berbasis di California dan Advanced Space yang berbasis di Colorado. Kedua perusahaan itu ikut memiliki dan mengoperasikan satelit Capstone.
Baca Juga: Korea Utara Mengamuk AS Ingin Buat NATO Asia, Disebut Tujuan Utama Labeli Rezim Kim Jong-Un Ancaman
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.