BERLIN, KOMPAS.TV — Khawatir Rusia akan memutus pasokan gas alam, kepala badan pengatur energi Jerman meminta warga pada Sabtu (2/7/2022) untuk menghemat energi dan bersiap menghadapi musim dingin ketika penggunaan energi meningkat
Seperti disebutkan dalam laporan Associated Press, Minggu (3/7/2022), Presiden Badan Jaringan Federal Jerman Klaus Mueller mendesak pemilik rumah dan apartemen untuk memeriksa dan menyesuaikan boiler gas dan radiator pemanas ruangan mereka untuk memaksimalkan efisiensi.
"Pemeliharaan dapat mengurangi konsumsi gas sebesar 10 persen hingga 15 persen," kata Mueller kepada Funke Mediengruppe, penerbit surat kabar dan majalah Jerman.
Mueller mengatakan, penduduk dan pemilik properti perlu 12 minggu untuk bersiap-siap sebelum cuaca musim dingin datang.
Dia mengatakan, keluarga-keluarga harus mulai berbicara sekarang tentang "apakah setiap ruangan perlu diatur pada suhu biasa di musim dingin - atau apakah beberapa ruangan bisa sedikit lebih dingin."
Seruan itu muncul setelah Rusia mengurangi aliran pasokan gas ke Jerman, Italia, Austria, Republik Ceko dan Slowakia awal bulan ini, ketika negara-negara Uni Eropa berebut untuk mengisi ulang fasilitas penyimpanan dengan bahan bakar yang digunakan untuk menghasilkan listrik, industri listrik, dan memanaskan rumah di musim dingin.
Perusahaan energi milik negara Rusia, Gazprom, menyalahkan masalah teknis atas pengurangan aliran gas alam melalui Nord Stream 1, sebuah pipa yang mengalir di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.
Baca Juga: Industri Utama Jerman Terancam Keruntuhan akibat Pemotongan Pasokan Gas Rusia, kata Serikat Pekerja
Perusahaan itu mengatakan peralatan yang diperbarui di Kanada terjebak di sana karena sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia akibat serangan negara itu ke Ukraina.
Para pemimpin Jerman menolak penjelasan itu dan menyebut pengurangan itu sebagai langkah politik sebagai reaksi terhadap sanksi Uni Eropa terhadap Rusia setelah serangannya terhadap Ukraina.
Jerman sedang menghadapi "konflik perang ekonomi semu" dengan latar belakang serangan Rusia ke Ukraina, kata Wakil Kanselir Robert Habeck, yang juga menteri ekonomi dan iklim Jerman dan bertanggung jawab atas energi.
Perhitungan Rusia adalah untuk "menghancurkan persatuan dan solidaritas negara" melalui harga energi yang tinggi di Jerman, kata Habeck pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh surat kabar mingguan Die Zeit pada Sabtu, menurut kantor berita Jerman, DPA.
Habeck bulan lalu memperingatkan "blokade" pipa pasokan gas mungkin mulai anjlok suplainya pada 11 Juli mendatang, ketika pekerjaan pemeliharaan rutin akan dimulai.
Pada musim panas sebelumnya, pekerjaan tersebut mengharuskan penutupan Nord Stream 1 selama sekitar 10 hari, katanya.
Pertanyaannya adalah apakah pemeliharaan rutin yang akan datang pada pipa gas Nord Stream 1 akan berubah menjadi "pemeliharaan berbau politik yang tahan lama," kata Mueller dari regulator energi.
Jika aliran gas dari Rusia "akan diturunkan untuk jangka waktu yang lebih lama, kita harus berbicara lebih serius tentang penghematan," katanya.
Baca Juga: Walau Vladimir Putin Datang, Kanselir Jerman Buka Kemungkinan Hadiri KTT G20 di Bali
Menurut Mueller, jika terjadi penghentian pasokan gas, rumah tangga pribadi akan dilindungi secara khusus, seperti halnya rumah sakit atau panti jompo.
"Saya dapat berjanji kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari rumah tangga pribadi tanpa gas," katanya, seraya menambahkan, "Kami belajar dari krisis virus corona bahwa kami tidak boleh membuat janji jika kami tidak sepenuhnya yakin kami mampu menepatinya."
Dia mengatakan, agensinya "tidak melihat skenario di mana tidak ada lagi gas yang masuk ke Jerman sama sekali."
Juga pada Sabtu, perusahaan bahan kimia dan barang konsumen Jerman, Henkel, mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mendorong karyawannya bekerja dari rumah di musim dingin sebagai tanggapan terhadap kemungkinan kekurangan pasokan.
"Kami kemudian dapat sangat mengurangi suhu (hangat di musim dingin) di kantor, sementara karyawan kami dapat memanaskan rumah mereka ke tingkat normal," kata CEO Henkel Carsten Knobel kepada surat kabar harian Rheinische Post.
Senator pemerintah negara bagian Hamburg untuk lingkungan juga menyatakan keprihatinan dan mengatakan dia tidak dapat mengesampingkan bahwa kota-kota Jerman di bagian utara perlu membatasi air panas untuk rumah tangga pribadi jika terjadi kekurangan gas.
"Dalam keadaan darurat kekurangan gas akut, air panas hanya bisa disediakan pada waktu-waktu tertentu dalam sehari," kata Jens Kerstan kepada surat kabar mingguan Welt am Sonntag.
Bulan lalu, Menteri Ekonomi Habeck mengaktifkan fase kedua dari rencana darurat tiga tahap Jerman untuk pasokan gas alam, memperingatkan bahwa ekonomi terbesar Eropa itu menghadapi "krisis" dan target penyimpanan untuk musim dingin, terancam.
Sumber : Kompas TV/Associated Press/Funke Mediengruppe/Die Zeit/DPA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.