"Jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklir pada saat situasi keamanan global tidak stabil seperti sekarang, negara itu akan menghadapi kritik besar dari masyarakat internasional, dan tanggapannya akan lebih dari sekadar kata-kata," kata Kwon.
Korea Utara melakukan lebih banyak tes balistik pada paruh pertama tahun 2022 daripada yang dilakukan sepanjang tahun sebelumnya, menembakkan sekitar 30 rudal, termasuk tes pertama ICBM dalam hampir lima tahun.
Kim Jong Un menekankan berulang kali bahwa Korea Utara akan menggunakan senjata nuklir secara proaktif jika diancam atau diprovokasi, yang menurut para ahli, merupakan eskalasi dalam doktrin nuklirnya.
Pemerintah AS menegaskan kembali komitmennya untuk membela sekutunya, Korea Selatan dan Jepang, dengan berbagai kemampuan militernya, termasuk nuklir. Tetapi ada kekhawatiran di Seoul bahwa ICBM Korea Utara dapat membuat Washington ragu-ragu jika terjadi perang lain di Semenanjung Korea.
Para ahli mengatakan aktivitas pengujian Korea Utara yang luar biasa berat tahun ini menggarisbawahi niat Kim Jong Un untuk memajukan persenjataannya serta menekan AS agar menerima Korea Utara sebagai kekuatan nuklir, sehingga memperkuat posisinya dalam merundingkan konsesi ekonomi dan keamanan.
Pembicaraan terhenti sejak awal 2019 karena ketidaksepakatan atas pelonggaran sanksi yang dipimpin AS terhadap Korea Utara dengan imbalan langkah-langkah pelucutan senjata Korea Utara.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.