Calvin Harris dari Skotlandia, salah satu DJ berpenghasilan tertinggi di dunia, tampil malam itu. Tiket di pintu berharga 90 euro, dan koktail minuman keras dijual sekitar 20 euro per gelas.
Namun, sementara mega-klub menarik turis berkantong tebal dari seluruh dunia, banyak penduduk Ibiza berpendapat, pulau itu tidak perlu mengandalkan pesta habis-habisan untuk menarik pengunjung.
Mereka menunjukkan Ibiza dan pulau tetangga Formentera menarik 1,9 juta turis pada tahun 2021, sedikit lebih dari setengah angka pra-pandemi, meskipun sebagian besar klub malam tutup.
"Saya pikir Ibiza telah menyadari, kita tidak hanya hidup dari pesta," kata Jaume Ribas, juru bicara sebuah asosiasi yang disebut "Prou", atau "cukup" di Catalan, yang telah bertahun-tahun melobi menentang pariwisata massal di pulau itu.
Baca Juga: Eks Raja Spanyol nan Flamboyan Juan Carlos Mudik usai Eksil 2 Tahun, tetapi Putranya Ogah Menyambut
Diberkati dengan sejumlah teluk dan pantai yang menakjubkan, Ibiza adalah rumah bagi hanya 152.000 orang tetapi populasinya membengkak hingga 450.000 selama puncak liburan musim panas.
Arus masuk menyebabkan masalah lalu lintas dan dituding jadi penyebab lonjakan kejahatan terkait dengan perdagangan narkoba serta kekurangan perumahan bagi penduduk setempat.
“Masalahnya meningkat tahun ini,” kata Ribas.
Pemerintah daerah Kepulauan Balearic, di mana Ibiza menjadi bagiannya, mengatakan sedang berupaya untuk mencapai keseimbangan antara pariwisata dan keberlanjutan.
"Model pariwisata Ibiza sedang berkembang," kata Costa dari dewan pariwisata pulau itu, mengutip upaya untuk menutup persewaan ilegal di situs berbagi rumah seperti Airbnb dan menutup pesta rave ilegal.
"Jelas rekreasi adalah produk penting bagi kami, kami adalah merek terkenal di dunia berkat musik elektronik," ujar Costa, seraya menambahkan, "Tetapi sekarang musim pariwisata tidak lagi dimulai ketika klub malam dibuka dan berakhir saat musim klub malam selesai."
Namun, nama Ibiza terlalu lengket dengan kata pesta, terutama karena pariwisata global bangkit kembali.
Sara Borrego, 32, datang ke Ibiza dari Cadiz di Spanyol selatan dengan sekelompok teman untuk merayakan pernikahannya yang akan datang, yang ditunda karena pandemi.
Mengenakan pakaian putih dan mahkota yang bertuliskan "pengantin", dia tidak berhenti menari di tengah keramaian di Ushuaia. "Tidak ada batasan lagi, kita tidak harus memakai masker, kita merasa bebas," katanya sambil tersenyum lebar.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.