BANGKOK, KOMPAS.TV - Taman Benjakitti di tengah kota Bangkok, Thailand dikunjungi ribuan warga setiap harinya untuk menikmati alam rindang. Taman yang dipenuhi pepohonan, kolam, dan burung-burung ini menjadi tempat rekreasi warga Bangkok yang penat dengan padatnya ibu kota.
Taman itu sedianya baru dibuka secara resmi pada Agustus mendatang. Namun, per Juni 2022, Taman Benjakitti ramai didatangi masyarakat.
Pembangunan taman itu adalah bagian dari rencana Bangkok menjadi kota yang lebih hijau dan layak huni per 2030. Ruang terbuka hijau (RTH) seluas puluhan hektare dibangun di tengah hiruk pikuk kota.
Bersebelahan dengan Taman Benjakitti, sudah ada satu taman yang dibangun pada 1990-an dengan sebuah danau buatan yang luas.
Akan tetapi, perluasan taman baru yang memakan lahan 41 hektare disebut berhasil mewujudkan imajinasi layak huni kota Bangkok. Totalnya, kini Taman Benjakitti berdiri di atas lahan seluas 72 hektare.
Baca Juga: Bangkok Ganti Nama Jadi Krung Thep Maha Nakon, Sempat Timbulkan Kekhawatiran
Pada akhir pekan, sekitar 12.000 orang per hari bertamasya ke Taman Benjakitti, menikmati pemandangan dari jalan setepak, jalur sepeda, atau berfoto ria dari platform yang dinamai “Skywalk”.
Lokasi Taman Benjakitti tadinya adalah areal pabrik perusahaan milik negara Thailand Tobacco Monopoly. Rencana transformasi areal ini telah dicanangkan sejak bertahun-tahun lalu dan mulai bisa dinikmati sejak 2022.
Arsitek mendesain tempat ini dengan memadukan taman lama dan baru. Lebih dari 1.700 pohon dewasa yang sudah berdiri dipertahankan. Kemudian, hampir 7.000 pohon muda ditanam untuk membuat kantung-kantung hutan.
Ketika pohon-pohon baru itu berumur, kerimbunannya akan meluas dan memperdalam hutan buatan tersebut.
Walaupun belum diresmikan, Taman Benjakitti sudah menjadi tempat favorit bagi penikmat alam dan pencinta burung. Somsak Jaitrong, warga setempat yang berprofesi sebagai fotografer, menghitung sudah ada lebih dari 40 spesies di taman sejauh ini.
“Cara mereka mendesain taman amat spesial karena mereka menanam semua jenis pohon di sini. Anda tahu, burung-burung akan pergi ke tempat adanya makanan,” kata Jaitrong kepada Associated Press.
Pengunjung lain, Luckachai Krichnoi, guru musik yang mengaku tidak suka ruangan ber-AC dan pusat perbelanjaan, juga menjadikan Taman Benjakitti tempat rekreasi favorit.
“Saya menyukai ini. Saya menyukai ruang terbuka dan udara segar. Bangkok tidak punya banyak taman besar. Saya bersyukur kami punya ruang yang indah ini,” kata Krichnoi.
Pengembang Taman Benjakitti juga membuat sederetan kolam dan pulau-pulau kecil yang membentuk lingkungan ramah satwa. Tata ruang tersebut juga berfungsi sebagai sistem yang menyaring air limbah permukiman setempat.
Arsitek taman menyebut pembangunan Taman Benjakitti untuk menautkan kembali hubungan warga kota dengan alam.
Chatchanin Sung, arsitek lanskap Taman Benjakitti, menyebut areal hijau bisa berfungsi lebih dari tempat berjalan-jalan atau berolahraga, tetapi juga membuat orang lebih sadar lingkungan.
Meskipun demikian, pembangunan Taman Benjakitti juga tak luput dari kritik. Direktur Pusat Desain dan Pembangunan Urban Universitas Chulalongkorn Niramon Serisakul mengkritik kebijakan distribusi lahan dalam pembangunan taman itu.
“Taman Benjakitti terletak di kawasan dengan area hijau per kapita jauh lebih tinggi dibanding area lain. Jadi, ya, taman itu sangat bagus, sangat indah, saya menyukai itu. Namun, bagaimana dengan distrik-distrik lain?” kata Serisakul.
Baca Juga: Pengadilan Jatuhkan Tahanan Rumah dan Denda Presiden Kolombia karena Gagal Lindungi Taman Nasional
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.