Walaupun belum diresmikan, Taman Benjakitti sudah menjadi tempat favorit bagi penikmat alam dan pencinta burung. Somsak Jaitrong, warga setempat yang berprofesi sebagai fotografer, menghitung sudah ada lebih dari 40 spesies di taman sejauh ini.
“Cara mereka mendesain taman amat spesial karena mereka menanam semua jenis pohon di sini. Anda tahu, burung-burung akan pergi ke tempat adanya makanan,” kata Jaitrong kepada Associated Press.
Pengunjung lain, Luckachai Krichnoi, guru musik yang mengaku tidak suka ruangan ber-AC dan pusat perbelanjaan, juga menjadikan Taman Benjakitti tempat rekreasi favorit.
“Saya menyukai ini. Saya menyukai ruang terbuka dan udara segar. Bangkok tidak punya banyak taman besar. Saya bersyukur kami punya ruang yang indah ini,” kata Krichnoi.
Pengembang Taman Benjakitti juga membuat sederetan kolam dan pulau-pulau kecil yang membentuk lingkungan ramah satwa. Tata ruang tersebut juga berfungsi sebagai sistem yang menyaring air limbah permukiman setempat.
Arsitek taman menyebut pembangunan Taman Benjakitti untuk menautkan kembali hubungan warga kota dengan alam.
Chatchanin Sung, arsitek lanskap Taman Benjakitti, menyebut areal hijau bisa berfungsi lebih dari tempat berjalan-jalan atau berolahraga, tetapi juga membuat orang lebih sadar lingkungan.
Meskipun demikian, pembangunan Taman Benjakitti juga tak luput dari kritik. Direktur Pusat Desain dan Pembangunan Urban Universitas Chulalongkorn Niramon Serisakul mengkritik kebijakan distribusi lahan dalam pembangunan taman itu.
“Taman Benjakitti terletak di kawasan dengan area hijau per kapita jauh lebih tinggi dibanding area lain. Jadi, ya, taman itu sangat bagus, sangat indah, saya menyukai itu. Namun, bagaimana dengan distrik-distrik lain?” kata Serisakul.
Baca Juga: Pengadilan Jatuhkan Tahanan Rumah dan Denda Presiden Kolombia karena Gagal Lindungi Taman Nasional
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.