LONDON, KOMPAS.TV - Sebanyak 115 serdadu Garda Nasional Rusia (Rosgvardyia) dilaporkan dipecat karena menolak diterjunkan ke Ukraina. Pemecatan massal itu memperkuat indikasi bahwa terdapat pembangkangan di elemen militer Rusia terkait invasi ke Ukraina.
Menurut laporan The Guardian, Jumat (27/5/2022), pemecatan 115 personel Rosgvardiya itu diketahui melalui dokumen-dokumen pengadilan yang dirilis pada Rabu (25/5/2022).
Pengadilan tersebut digelar di Nalchik, ibu kota Republik Kabardino-Balkarian, subjek federal Federasi Rusia di bagian tenggara.
Dalam dokumen yang diperiksa The Guardian, pengadilan itu menolak gugatan kolektif para serdadu yang dipecat.
Menurut dokumen yang dipublikasikan di situsweb Pengadilan Militer Nalchik, hakim memutuskan para serdadu sudah dipecat secara sah karena “menolak menjalankan penugasan resmi” untuk bertempur di Ukraina dan malah balik ke garnisun masing-masing.
Baca Juga: Rusia Uji Coba Rudal Hipersonik Tsirkon, Senjata Baru Berkecepatan Suara Berdaya Jelajah 1.000 Km
Andrei Sabinin, pengacara yang menjadi kuasa hukum 115 serdadu tersebut, menyatakan putusan pengadilan “terlalu cepat” mengingat kerumitan kasus.
“Saya menyampaikan keraguan tentang keadilan dari keseluruhan proses (pengadilan) karena klien-klien saya tidak dibolehkan menghadirkan saksi-saksi tertentu dan sejumlah dokumen ditolak oleh pengadilan,” kata Sabinin dikutip The Guardian.
Sabinin menyebut, komandan unit Rosgvardiya itu menawari para serdadu pilihan untuk tak bertempur, maka pemecatan mereka ilegal.
Rosgvardiya sendiri merupakan pasukan bentukan Rusia yang terpisah dari Angkatan bersenjata. Rosgravdia kerap dijuluki sebagai “tentara pribadi” Vladimir Putin dan sering ditugaskan untuk meredam protes-protes antipemerintah.
Kalangan analis menduga penggunaan pasukan Rosgvardiya di Ukraina ditujukan untuk mengatur pendudukan kota-kota besar Ukraina, termasuk Kharkiv dan ibu kota Kiev.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.