JAKARTA, KOMPAS.TV — Media internasional ramai beritakan berita memilukan tentang seekor gajah Sumatera bunting yang ditemukan mati, diduga kuat akibat diracun di dekat perkebunan kelapa sawit di provinsi Riau, Indonesia, di pulau Sumatera, kata pejabat lingkungan hidup dan kehutanan hari Jumat, (27/5/2022) seperti laporan Associated Press.
Tidak kurang kantor berita internasional seperti Associated Press dan AFP, yang dikutip media berpengaruh seperti CBS, Al Arabiya, Arab News, dan Radio France serta banyak media lain memberitakan temuan memilukan tersebut.
Gajah Sumatera adalah spesies yang terancam punah dan kurang dari 700 yang tersisa di pulau Sumatera seperti dilaporkan Associated Press, Jumat, (27/5/2022).
Satwa tersebut dilindungi oleh undang-undang Indonesia tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pihak berwenang setempat sedang menyelidiki penyebab kematian sang gajah, yang ditemukan dalam patroli bersama oleh kelompok konservasi lokal hari Rabu, (27/5/2022). Saat memeriksa jasad sang gajah, tim menduga kuat dan sangat curiga gajah tersebut diracun.
“Dari tanda-tanda perubahan bentuk organ dalam, seperti paru-paru, terlihat seperti terbakar, menghitam dan keluar darah,” kata Zulhusni Syukri, direktur program Ketua Rimba Satwa Foundation (RSF) , salah satu kelompok yang menemukan gajah.
Satwa itu mengeluarkan darah dari mulut dan anusnya, menurut Fifin Arfiana Jogasara, Pj Kepala BBKSDA Konservasi Sumber Daya Alam Riau, dinas pemerintah yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup satwa penting dan kritis di wilayah tersebut.
Pihak berwenang juga menemukan nanas di perut gajah, meskipun nanas tidak ditanam di daerah itu, yang selanjutnya mengarah pada dugaan keracunan, kata Syukri.
Baca Juga: Seekor Gajah Sumatra Hamil Mati Diduga Diracun, Habitatnya Berubah Jadi Kebun dan Permukiman
Populasi gajah Sumatera di pulau itu menyusut dari 1.300 ekor pada 2014 menjadi hanya 693 ekor tahun lalu, turun hampir 50 persen dalam tujuh tahun, menurut data kementerian lingkungan hidup dan kehutanan KLHK Indonesia.
Penurunan terjadi di tengah hilangnya lebih dari 69 persen habitat alami potensial satwa tersebut dalam 25 tahun terakhir, atau setara dengan satu generasi.
Ekspansi besar-besaran perkebunan kelapa sawit di Sumatera menyebabkan konflik antara manusia dan hewan atas ruang hidup dan sumber daya.
“Pekerja perkebunan sawit di dekat jalur jelajah gajah sering bentrok dengan gajah karena memakan buah sawit,” kata Syukri.
Sedikitnya tujuh gajah sumatera mati di Provinsi Riau dalam tiga tahun terakhir, ujarnya.
Gajah yang ditemukan Rabu itu diperkirakan berusia sekitar 25 tahun. Selama nekropsi atau pemeriksaan laboratorium secara detail pasca kematian satwa, ditemukan gajah itu sedang hamil dan bila tidak mati mengenaskan, akan segera melahirkan.
Pihak berwenang mengubur bangkai gajah di lokasi setelah mengambil sampel hati, dinding usus, paru-paru, dan kotorannya untuk pengujian laboratorium.
Gajah sumatera adalah subspesies dari gajah Asia, salah satu dari dua spesies mamalia besar di dunia.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.