Baca Juga: Negaranya Hampir Bangkrut, PM Sri Lanka Mahinda Rajapaksa Mundur
Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa dan mengumumkan jam malam segera di Kolombo, tindakan yang kemudian diperluas untuk mencakup seluruh negara berpenduduk 22 juta orang itu.
Pihak berwenang mengatakan jam malam akan dicabut Rabu pagi, dengan kantor pemerintah dan swasta, serta toko-toko dan sekolah, diperintahkan untuk tetap tutup hari Selasa.
Meskipun ada penerapan jam malam, pengunjuk rasa anti-pemerintah menentang polisi dan bergerak membalas serangan pendukung mantan PM hingga Senin malam.
Di luar Kolombo, anggota parlemen partai yang berkuasa Amarakeerthi Athukorala menembak dua orang setelah dikepung oleh gerombolan pemrotes anti-pemerintah, kata polisi.
Seorang yang dia tembak mati adalah pengunjuk rasa yang mengepung dirinya, "dia kemudian bunuh diri dengan pistolnya," kata seorang pejabat polisi melalui telepon.
Pengawal Athukorala juga ditemukan tewas di tempat kejadian, kata polisi.
Baca Juga: Cadangan Devisa Hanya Tersisa Rp 719 Miliar, Sri Lanka Diambang Kebangkrutan
Politisi partai berkuasa lainnya yang tidak disebutkan namanya melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa, menewaskan dua orang dan melukai lima orang di bagian selatan pulau itu, tambah polisi.
Massa yang marah membakar rumah lebih dari selusin politisi pro-Rajapaksa, bersama dengan beberapa kendaraan, sementara bus dan truk yang digunakan oleh loyalis pemerintah di dan sekitar Kolombo juga menjadi sasaran.
Dokter di Rumah Sakit Nasional Kolombo turun tangan untuk menyelamatkan pendukung pemerintah yang terluka, dengan tentara mendobrak gerbang yang terkunci untuk mengangkut yang terluka.
“Mereka mungkin pembunuh, tetapi bagi kami mereka adalah pasien yang harus dirawat terlebih dahulu,” teriak seorang dokter pada massa yang menghalangi pintu masuk unit gawat darurat.
Mahinda Rajapaksa, 76, mengatakan dia mengundurkan diri untuk membuka jalan bagi pemerintah persatuan.
Tetapi tidak jelas apakah pihak oposisi akan bergabung dengan pemerintahan persatuan mana pun, karena sebelumnya menolak untuk memerintah dengan anggota keluarga Rajapaksa mana pun.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.