KIEV, KOMPAS.TV - Serangan rudal Rusia mengganggu kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres ke Kota Kiev, Ukraina.
Serangan rudal tersebut terjadi pada Kamis (28/4/2022) kemarin, atau hampir satu jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakoni jumpa pers dengan Guterres.
Seorang juru bicara mengatakan, Guterres dan timnya selamat dan tak terkena serangan tersebut.
Guterres pada kesempatan itu, mengkritik dewan keamanan organisasinya sendiri.
Baca Juga: Serangan Rusia Mengguncang Beberapa Kota di Ukraina, Termasuk Kiev
Ia mengatakan, Dewan Keamanan PBB telah gagal menghindarkan atau mengakhiri perang di Ukraina.
“Ini adalah sumber dari kekecewaan yang besar, frustasi dan kemarahan,” ujarnya dikutip dari BBC.
“Jujur saja, kami gagal melakukan segala daya untuk mencegah dan mengakhiri perang ini,” tambahnya.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara secara khusus bertugas memastikan perdamaian dan keamanan global.
Tetapi mereka mendapat kritikan, termasuk Pemerintahan Ukraina, karena gagal beraksi sejak invasi Rusia dimulai, Februari lalu.
Adapun Rusia merupakan satu dari lima anggota permanen badan tersebut, dan telah memveto lebih dari satu resolusi pada konflik tersebut.
Baca Juga: Serangan Roket di Ukraina Selatan Melukai Anak Laki-laki
Namun, Guterres menegaskan kepada Zelensky akan terus berusaha untuk mengakhiri penyerangan Rusia ke Ukraina.
“Saya di sini mengatakannya kepada Anda tuan Presiden, dan rakyat Ukraina, bahwa kami tak akan menyerah,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, meski Dewan Keamanan PBB menjadi lumpuh, PBB akan mengambil aksi lain.
“PBB memiliki 1.400 staf anggota di Ukraina yang bekerja memberikan bantuan, makanan, uang tunai, dan dukungan dalam bentuk lainnya,” tambah Guterres.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.