WASHINGTON, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (13/4/2022) menyetujui paket bantuan militer senilai USD 800 juta atau sekitar Rp 11,48 triliun untuk mengantisipasi serangan baru Rusia di Ukraina timur. Bantuan yang diberikan AS di antaranya adalah helikopter tambahan dan artileri.
Ukraina juga akan menerima kendaraan pengangkut personel lapis baja, Humvee lapis baja, kapal drone angkatan laut yang digunakan dalam pertahanan pantai, dan perlengkapan serta peralatan yang digunakan untuk melindungi tentara dalam serangan kimia, biologi, nuklir, dan radiologi.
“Paket bantuan baru ini akan berisi banyak sistem senjata yang sangat efektif yang telah kami sediakan dan kemampuan baru yang disesuaikan dengan serangan yang lebih luas, yang diperkirakan akan diluncurkan Rusia di Ukraina timur,” kata Biden seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Joe Biden Tuduh Vladimir Putin Lakukan Genosida: Dia Ingin Hapus Bangsa Ukraina
“Pasokan senjata yang stabil yang diberikan Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya ke Ukraina sangat penting dalam mempertahankan perjuangannya melawan invasi Rusia,” tambah Biden.
“Ini telah membantu memastikan bahwa (Presiden Rusia Vladimir) Putin gagal dalam perang awalnya yang bertujuan untuk menaklukkan dan mengendalikan Ukraina. Kita tidak bisa beristirahat sekarang,” ujarnya.
Biden mengumumkan bantuan itu setelah melakukan komunikasi melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Bantuan ini adalah yang terbaru dari serangkaian paket bantuan keamanan AS senilai total USD 2,6 miliar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Persenjataan dan material pendukung telah memainkan peran penting dalam keberhasilan pertahanan Ukraina sejauh ini.
Biden berada di bawah tekanan dari anggota kedua partai di Kongres untuk memperluas dan mempercepat bantuan AS kepada Ukraina.
Baca Juga: Investigator: Drone dari Wilayah Ukraina yang Jatuh di Zagreb Kroasia Ternyata Angkut Bom
Robert Gates, mantan direktur CIA dan menteri pertahanan, mengatakan pada Rabu bahwa dia yakin pemerintah perlu mendorong keras untuk sumbangan senjata oleh anggota NATO di Eropa Timur, yang persenjataannya termasuk tank era Soviet dan persenjataan serta peralatan lainnya yang dapat segera membantu Ukraina.
“Amerika Serikat harus bertindak, 24/7 — bagaimana kita memobilisasi peralatan dan bagaimana kita membawanya ke Ukraina dan ke tangan Ukraina,” kata Gates dalam forum online yang disponsori oleh Carnegie Endowment for International Peace.
“Ini sangat penting dan sangat mendesak, dan kita harus mengobrak-abrik gudang senjata negara-negara bagian itu, dan saya pikir mereka akan kooperatif, khususnya jika mereka diberi jaminan bahwa Pentagon akan menyediakan pengganti untuk senjata yang disumbangkan,” ujarnya.
Pentagon mengatakan, paket USD 800 juta yang diumumkan oleh Biden termasuk senjata dan peralatan yang akan memerlukan beberapa pelatihan untuk militer Ukraina yang tidak sepenuhnya terbiasa dengan teknologi militer AS.
Pasukan AS dan sekutu telah hadir di Ukraina untuk memberikan pelatihan selama delapan tahun sebelum mundur ketika Rusia menginvasi Ukraina.
Baca Juga: Kremlin Tolak Tegas Deskripsi Biden Bahwa Putin Lakukan Genosida di Ukraina
Paket senjata baru termasuk 18 howitzer 155mm Angkatan Darat AS dan 40.000 peluru artileri, dua radar pengawasan udara, 300 drone bersenjata “kamikaze” Switchblade, dan 500 rudal Javelin yang dirancang untuk melumpuhkan tank dan baju besi lainnya.
Termasuk 10 radar kontra-artileri yang digunakan untuk melacak artileri yang masuk dan proyektil lainnya untuk menentukan titik asal mereka untuk serangan balik.
Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan, pengiriman materi akan dipercepat, tetapi dia tidak memberikan detail jadwal tersebut.
Baca Juga: Sebut Rusia-Ukraina ‘Bersaudara’ di Tengah Dugaan Genosida, Macron Didamprat Kemenlu Ukraina
“Daftar ini muncul langsung dari beberapa percakapan dengan Ukraina dalam beberapa hari terakhir ketika kami mulai melihat Rusia sekarang mulai memprioritaskan pertempuran Donbas,” katanya, merujuk pada pergeseran Rusia dari serangan yang gagal di utara Ukraina yang ditujukan ke Kiev, ke penumpukan kekuatan di wilayah Donbas di timur negara itu.
Donbas merupakan wilayah di mana kelompok separatis yang didukung Rusia telah berperang sejak 2014.
Personel militer Ukraina akan membutuhkan pelatihan radar serta howitzer dan drone Switchblade, kata Kirby.
Dia mengatakan bahwa pelatihan itu mungkin dilakukan oleh tentara AS di Eropa dan pengaturannya sedang dikerjakan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.