NEW YORK, KOMPAS.TV - Orang terkaya di dunia, Elon Musk, pada Senin (4/4/2022), dilaporkan membeli saham utama Twitter dalam jumlah besar. Aksi ini sontak menghebohkan pasar saham dan membuat harga saham jaringan media sosial itu meroket, seperti dilaporkan France24, Senin (4/4/2022).
Pembelian saham Twitter oleh Elon Musk itu juga memicu spekulasi tentang kemungkinan Musk berperan aktif di Twitter.
Musk, orang terkaya di dunia dan CEO perusahaan mobil listrik Tesla, adalah pengguna Twitter yang sering memposting pesan dan pengumuman kontroversial, serta telah lama mengkritik perusahaan media sosial tersebut.
Dalam satu postingan baru-baru ini, Musk mempertanyakan kepatuhan Twitter terhadap kebebasan berbicara dan mengisyaratkan Musk akan meluncurkan platformnya sendiri.
Menurut dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), miliarder kelahiran Afrika Selatan itu mengakuisisi hampir 73,5 juta saham Twitter, setara 9,2 persen saham di perusahaan tersebut.
Berdasarkan harga penutupan saham perusahaan hari Jumat, investasi Musk bernilai hampir USD2,9 miliar.
Kaum investor merespons dengan cepat. Pada pukul 7.15 pagi di New York (11.15 GMT) saham Twitter diperdagangkan pada sekitar USD49 per lembar, atau naik harga sekitar 26 persen.
Baca Juga: Elon Musk Tantang Putin Berduel Satu Lawan Satu!
"Kami mengharapkan saham pasif ini hanya sebagai awal dari percakapan yang lebih luas dengan dewan/manajemen Twitter yang pada akhirnya dapat mengarah pada kepemilikan aktif dan potensi peran kepemilikan Twitter yang lebih agresif," tulis analis Daniel Ives dan John Katsingris dari Wedbush dalam sebuah catatan.
Musk meluncurkan jajak pendapat di Twitter tanggal 25 Maret. Dia mengatakan, "Kebebasan berbicara sangat penting untuk demokrasi yang berfungsi. Apakah Anda percaya Twitter secara ketat mematuhi prinsip ini?"
Lebih dari dua juta orang memberikan suara dalam jajak pendapat, dengan lebih dari 70 persen mengatakan "tidak".
"Mengingat Twitter secara de facto berfungsi sebagai alun-alun kota bagi publik, gagal mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara secara fundamental merusak demokrasi. Apa yang harus dilakukan?" lanjutnya keesokan harinya.
"Apakah diperlukan platform baru?" "Beli saja Twitter," adalah salah satu tanggapan pertama dari puluhan ribu pengguna.
Musk sebelumnya menggunakan jajak pendapat Twitter untuk melakukan bisnis, pada November tahun lalu dia melepas USD5 miliar dalam saham Tesla beberapa hari setelah bertanya kepada sesama pengguna media sosial apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya.
Pada musim panas 2018 Musk menerbitkan tweet, di mana dia mengeklaim punya dana yang sesuai untuk menjadikan Tesla sebagai pribadi, namun tidak memberikan bukti.
Baca Juga: Jack Dorsey Mundur dari Posisi Bos Twitter, Digantikan Parag Agrawal
Tweet itu menyebabkan lonjakan singkat dalam harga saham Tesla, tetapi SEC mengatakan pernyataan di Twitter itu salah dan menyesatkan.
Sang maestro kemudian setuju setiap tweet yang mampu menggerakkan harga saham Tesla akan disaring oleh pengacara, sebagai bagian dari kesepakatan yang membuatnya membayar USD20 juta untuk menyelesaikan kasus tuduhan penipuan yang diajukan oleh SEC atau Securities and Exchange Commission Amerika Serikat.
Kemudian pada awal Maret, Musk meminta hakim New York untuk membatalkan perjanjian dengan pengawas pasar saham di tweetnya.
Pengacaranya mengatakan perselisihan dengan SEC adalah upaya lain untuk melecehkan Tesla dan membungkam Elon Musk.
Musk juga menggunakan Twitter untuk menghindari kontroversi dari dunia bisnis. Bulan Maret lalu ia menantang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berkelahi, dengan nasib Ukraina dipertaruhkan; dan pada bulan Februari dia mendapat kecaman atas tweet yang membandingkan pemimpin Kanada Justin Trudeau dengan Adolf Hitler.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.