BEIJING, KOMPAS.TV - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Kamis pekan lalu memberi pernyataan keras tentang gagasan mengecualikan Rusia dari KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali Oktober nanti, dibawah presidendi Indonesia, "G20 adalah forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional, dan Rusia adalah anggota penting di dalamnya. Tidak ada anggota G20 yang berhak mencabut keanggotaan negara lain," kata diplomat itu seperti dilaporkan Straits Times, Rabu, (23/3/2022).
China dilaporkan sudah memberikan tingkat perlindungan diplomatik ke Rusia setelah para pemimpin kedua negara menyatakan hubungan "tanpa batas" menyusul kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Beijing untuk Olimpiade Musim Dingin.
Pernyataan China tersebut menyusul pengarahan oleh penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Jake Sullivan hari Selasa, yang mengatakan Amerika Serikat akan memimpin tekanan agar Rusia dikecualikan dari berbagai forum internasional atas invasinya terhadap Ukraina.
Ditanya apakah Presiden AS Joe Biden akan bergerak mendorong Rusia keluar dari G20 ketika dia bertemu dengan sekutu Barat di Brussels minggu ini, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih hari Selasa, "Kami percaya tidak bisa business as usual bagi Rusia di lembaga-lembaga internasional dan dalam komunitas internasional.”
Namun, Amerika Serikat berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya sebelum pernyataan lain dibuat, kata Sullivan. Sebuah sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang, yang kursi bergilirnya saat ini dipegang oleh Indonesia.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Berniat Hadiri KTT G20 di Bali
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, di Jakarta hari Rabu, (23/3/2022) mengatakan Putin berencana hadir pada KTT G20 di Bali dan berpendapat, “memasukkan isu-isu politik yang sensitif ke dalam agenda (KTT G20) akan menjadi kontraproduktif”.
"Rusia telah diundang," ke KTT G20 kata duta besar seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu, (23/3/2022).
“Kami sangat mengapresiasi posisi pemerintah Indonesia yang mengadopsi kepresidenan G20 untuk tahun ini,” ujarnya. “Tentu saja, G20 bukan forum untuk membahas atau menyelesaikan krisis semacam ini. Sebenarnya, ini adalah forum untuk memperbaiki situasi ekonomi dan memecahkan masalah ekonomi.”
Sementara Indonesia mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengutuk invasi tersebut, Presiden Joko Widodo dan para menteri di pemerintahannya telah menahan diri untuk tidak secara terbuka mengkritik Rusia atas invasinya dan menyerukan dialog dan negosiasi daripada sanksi.
Kemlu RI pekan lalu menekankan G20 selalu menjadi “forum untuk membahas masalah ekonomi global”, seraya menunjuk ke arena seperti Majelis Umum PBB sebagai platform debat untuk topik seperti perang di Eropa.
“Kami berharap semua hadir. Jika Rusia hadir, diharapkan semua juga hadir,” kata Edi Prio Pambudi, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia seperti dilaporkan Sydney Morning Herald yang mengutip Kompas, Rabu, (23/3/2022)
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Kontak Presiden Indonesia Joko Widodo Bahas Ukraina dan G20
Sebuah sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi diskusi tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang, yang kursi bergilirnya saat ini dipegang oleh Indonesia.
“Sudah sangat jelas bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber Uni Eropa dikutip dari Newsweek, seraya mengakui tidak ada proses yang jelas untuk mengecualikan suatu negara.
Sebelumnya pada hari Selasa, Polandia menyarankan kepada pejabat perdagangan AS untuk mengecualikan Rusia dari G20 dan mengungkap, saran tersebut menerima "tanggapan positif."
Seorang juru bicara Departemen Perdagangan Amerika Serikat mengatakan "pertemuan yang baik" diadakan minggu lalu antara Menteri Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Polandia Piotr Nowak dan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, tetapi menambahkan, "Dia (Raimondo) menyambut baik saat mendengar pandangan Polandia tentang sejumlah topik, termasuk kegiatan G20, tetapi (Raimondo) tidak menyatakan posisi atas nama Pemerintah AS sehubungan dengan proposal G20 Polandia.”
Sumber G7 mengatakan tampaknya tidak mungkin Indonesia, yang saat ini memimpin G20, atau anggota seperti India, Brasil, Afrika Selatan, dan China akan setuju untuk mengeluarkan Rusia dari G20.
"Tidak mungkin menghapus Rusia dari G20 kecuali Moskow membuat keputusan sepihak", kata seorang pejabat negara anggota G20 di Asia. "Tidak ada prosedur untuk mencabut Rusia dari keanggotaan G20."
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Sydney Morning Herald
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.