Ia berpendapat bahwa warga Rusia biasa dan oligarki merasakan bahwa sanksi yang diterima menggigit, sehingga keinginan adanya perubahan, meningkat.
“Salah satu masalah adalah, saat Anda menjalankan rezim kediktatoran seperti yang ia lakukan, Anda tak akan menerima kritik atau perdebatan terkait kepemimpinannya,” ujarnya.
“Semua orang yang hidup standar akan mengalami kejatuhan. Akan ada demonstrasi yang meningkat di jalanan Moskow, St. Petersburg dan kota lainnya. Saya pikir hal itu bisa menjurus ke permainan tingkat tinggi untuk melengserkan Putin,” tambah Steele.
Rusia sendiri saat ini masih kesulitan untuk menguasai dua kota kunci Ukraina, Kiev dan Kharkiv.
Bahkan saat menyerang Kiev pada Kamis (10/3/2022), pasukan Ukraina berhasil memukul mundur Rusia dari sebelah barat dan timur.
Baca Juga: Makin Gawat, DK PBB Bersidang Bahas Laboratorium Biologi Ukraina yang Diduga Dikendalikan AS
Meski begitu, Steele memperingatkan, perkembangan yang lambat bisa membuat tentara Rusia putus asa.
Ia pun merasa, Putin akan memerintahkan pasukannya untuk semakin kejam, dan pembunuhan tanpa pandang bulu bisa terjadi dalam waktu pendek.
“Saat tentara Rusia mengalami kesulitan, menjadi lebih putus asa dan jelas tak menyadari tujuannya secara militer, Anda mungkin akan melihat lebih banyak pembunuhan dan pengeboman tanpa pandang bulu,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan potensi penggunaan senjata kimia yang bisa dilakukan oleh tentara Rusia.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.