Warga sipil yang meninggalkan pinggiran Kiev, Irpin, terpaksa menyeberang dengan menggunakan papan kayu licin dari jembatan darurat.
Pasalnya, Ukraina meledakkan jembatan beton yang mengarah ke Kiev beberapa hari lalu untuk memperlambat kemajuan Rusia.
Baca Juga: NATO Ingatkan Rusia Tak Boleh Serang Bantuan Militer ke Ukraina, Bisa Dianggap Deklarasi Perang
Dengan tembakan sporadis bergema di belakang mereka, seorang petugas pemadam kebakaran menyeret seorang lelaki tua ke tempat yang aman dengan gerobak dorong.
Seorang anak mencengkeram tangan seorang prajurit yang membantunya dan seorang wanita berjalan beringsut, menggendong kucing berbulu di dalam mantel musim dinginnya.
Mereka berjalan dengan susah payah melewati sebuah van yang jatuh dengan kata-kata "Ukraina Kami" yang tertulis di debu yang melapisi jendelanya.
“Kami memiliki waktu singkat saat ini,” kata Yevhen Nyshchuk, anggota pasukan pertahanan teritorial Ukraina.
“Bahkan jika ada gencatan senjata sekarang, ada risiko tinggi peluru jatuh setiap saat.”
Upaya sebelumnya untuk membangun koridor evakuasi yang aman selama beberapa hari terakhir sebagian besar gagal karena serangan Rusia.
Namun Putin, dalam panggilan telepon dengan kanselir Jerman, menuduh militan nasionalis Ukraina yang menghambat evakuasi.
Di Mariupol, sebuah kota strategis berpenduduk 430.000 orang di Laut Azov, pihak berwenang bergegas menguburkan korban tewas dari pertempuran dua minggu terakhir di kuburan massal.
Pekerja kota menggali parit sepanjang sekitar 25 meter di salah satu kuburan tua kota dan membuat tanda salib saat mereka mendorong tubuh yang dibungkus karpet atau tas ke dalam lubang.
Baca Juga: Rusia Tegaskan Masih Ingin Negosiasi dengan Ukraina untuk Akhiri Perang
Sekitar 1.200 orang tewas dalam pengepungan kota selama sembilan hari, kata kantor Zelenskyy.
Di seluruh negeri, ribuan orang diperkirakan telah tewas, baik warga sipil maupun tentara, sejak pasukan Putin menyerbu.
PBB memperkirakan lebih dari 2 juta orang telah meninggalkan negara itu. Peristiwa ini merupakan eksodus pengungsi terbesar di Eropa sejak akhir Perang Dunia II.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.