MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia pada hari Kamis (17/2/2022), mengumumkan penarikan lebih banyak pasukan dari perbatasan Ukraina saat Washington bersikeras Moskow masih membangun kekuatan untuk menginvasi Ukraina, tetangganya yang pro-Barat, seperti dilaporkan France24.
Setelah Rusia mengumumkan penarikan awal pekan ini, Amerika Serikat, NATO dan Ukraina semua mengatakan mereka tidak melihat bukti penarikan pasukan dari perbatasan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan unit-unit distrik militer selatan kembali ke pangkalan mereka dari Krimea, dan unit-unit tank dari distrik militer barat telah berangkat dengan kereta militer ke pangkalan mereka yang jauhnya 1.000 kilometer.
Rusia tidak memberikan perincian tentang jumlah pasukan atau peralatan tertentu yang terlibat.
Para pejabat Barat mengatakan Rusia menggelar lebih dari 100.000 tentara dan perangkat keras militer yang signifikan di dekat perbatasan Ukraina, mampu melakukan invasi besar-besaran, yang menurut Washington dapat terjadi "kapan saja".
Rusia mengatakan latihan militer "skala besar" sedang berlangsung di berbagai daerah, termasuk di dekat Ukraina, tetapi belum memberikan angka spesifik. Rusia telah berulang kali membantah tudingan tentang adanya rencana invasi ke Ukraina.
Peningkatan pasukan dan ancaman Barat untuk menanggapi invasi dengan sanksi ekonomi yang menyakitkan membuat ketegangan antara Moskow dan Barat ke titik didih tertinggi sejak berakhirnya Perang Dingin.
Upaya diplomatik yang intens, termasuk pertemuan dan panggilan telepon berulang antara Presiden Vladimir Putin dan para pemimpin Barat, tidak banyak membantu meredakan krisis.
Baca Juga: Pejabat AS: Rusia Tambah 7.000 Tentara Lagi di Dekat Perbatasan Ukraina
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, yang dijadwalkan berada di Kyiv pada hari Kamis memperingatkan bahwa krisis itu berisiko menjadi makin runyam.
"Moskow bisa menyeret krisis menjadi lebih lama dengan taktik kurang ajar, yaitu menghabiskan berminggu-minggu, jika tidak berbulan-bulan, untuk menumbangkan Ukraina dan memecah belah persatuan Barat," tulisnya di Daily Telegraph.
Seorang pejabat senior Gedung Putih pada hari Rabu mengatakan, pengumuman penarikan Rusia adalah "palsu". Gedung Putih menuduh Moskow meningkatkan kehadirannya di perbatasan dengan "sebanyak 7.000 tentara".
Kepala NATO Jens Stoltenberg dan pejabat Barat lainnya juga mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda penarikan, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Kyiv hanya mengamati "rotasi kecil" yang tidak menandakan perubahan nyata.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.