Saat ketakutan perang meningkat, pihak berwenang Ukraina meluncurkan serangkaian latihan bagi warga sipil untuk mempersiapkan kemungkinan invasi Rusia.
"Saya di sini untuk belajar bagaimana membela diri, membela kerabat saya dan juga memahami bagaimana harus bertindak dalam situasi ini," kata warga Kyiv Ilya Goncharov setelah mengambil bagian dalam latihan di pinggiran ibu kota Ukraina.
"Saya senang saya datang ke sini. Di sini untuk mempelajari dasar-dasar pertahanan diri dan pertolongan pertama.”
Di tengah kebuntuan atas Ukraina, Presiden AS Joe Biden memerintahkan 2.000 tentara yang berbasis di Amerika Serikat untuk bergeser ke Polandia dan Jerman, dan memindahkan 1.000 tentara dari Jerman ke Rumania sebagai bentuk komitmen Amerika Serikat terhadap sayap timur NATO.
Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan kesiapan Moskow untuk melakukan lebih banyak pembicaraan dengan Washington dan sekutu NATO-nya.
Sebagai bagian dari diplomasi tingkat tinggi untuk meredakan ketegangan, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan berangkat ke Moskow dan Kyiv pada Senin dan Selasa, sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz akan melakukan perjalanan ke Kyiv dan Moskow pada 14-15 Februari.
Di tengah ketegangan dengan Barat, Putin pada hari Jumat menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing dan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping untuk memperkuat aliansi kedua negara.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Putin dan Xi menyatakan penentangan mereka terhadap setiap perluasan NATO sambil menegaskan pulau Taiwan adalah bagian dari China.
Putin dan Xi mengumumkan hubungan antara Moskow dan Beijing “lebih unggul daripada aliansi politik dan militer era Perang Dingin” dan persahabatan mereka “tiada berbatas.”
Baca Juga: Bloomberg Tak Sengaja Rilis Berita Rusia Serbu Ukraina, Akui Lalai dan Minta Maaf
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.