"Tinder menawarkan opsi status vaksinasi karena mereka menemukan banyak pengguna membagikan status vaksinasi di profil mereka", kata Ben Puygrenier.
Perusahaan mengatakan vaksinasi sudah menjadi topik diskusi yang tak terhindarkan di antara pengguna sejak Desember 2020.
Menurut data 'Tinder', penggunaan istilah "vaksin" meningkat sebesar 149 persen dalam enam bulan (antara Desember 2020 dan Juni 2021).
Baca Juga: Ketahuan Kencan dengan Pria Lain dari Tinder, Wanita Ini Ditusuk Hingga Mati oleh Mantan Pacarnya
'Tinder' bukan satu-satunya platform yang mengamati fenomena ini. Di 'Meetic', studi internal yang dilakukan pada Agustus 2021 menemukan 32 persen pengguna terdaftar sudah mengisi status vaksinasi mereka.
Terlebih lagi, 50 persen pengguna aplikasi Prancis mengatakan mereka mengandalkan vaksin untuk membantu mereka bertemu seseorang, dibandingkan dengan hanya 18 persen pada Februari 2021.
Ketika “sertifikat vaksinasi” yang baru mulai berlaku pada hari Senin, situasinya menjadi lebih rumit.
“Kartu kesehatan” sebelumnya memungkinkan orang untuk menunjukkan dokumentasi lain, seperti bukti tes negatif, untuk mengakses tempat-tempat umum.
Pass vaksin hanya tersedia untuk orang yang telah menjalani vaksinasi atau memiliki sertifikat pemulihan Covid-19 (antara 11 minggu dan enam bulan terinfeksi).
"Tidak ada restoran, bar, atau bioskop berisi pengunjung yang belum menjalani vaksinasi ... kencan akan menjadi sangat terbatas," desah Salomé.
"Satu-satunya alternatif di tengah musim dingin adalah bertemu saja langsung di apartemen. Untuk amannya, sangat sedikit gadis-gadis akan setuju untuk pergi ke tempat tinggal laki-laki untuk kencan pertama jika mereka tidak mengenalnya, dan saya juga tidak. Ini akan mengurangi jumlah kencan untuk pria yang tidak divaksinasi ini." tutur Salomé.
Baca Juga: Gunakan Aplikasi Kencan dengan Bijak agar Tidak Kena Tipu, Ini yang Perlu Kamu Perhatikan
Adèle, 34 tahun, termasuk di antara 20 persen orang di Prancis yang tidak divaksinasi Covid-19.
"Saya tidak pernah mengalami kemunduran dalam aplikasi kencan," kata pengguna rutin Tinder dan Adopte itu.
Covid-19 hanya mengubah cara Adèle melakukan pendekatan pada proses mencari teman ngedate.
“Selama lockdown, aplikasi adalah satu-satunya cara untuk bertemu seseorang, sedangkan sebelum pandemi, saya biasa mengenal orang ketika saya pergi ke pesta dansa sebulan sekali atau ke tempat teman,” jelasnya.
“Bertemu lelaki selama lockdown memungkinkan saya untuk menjaga hubungan sosial itu. Karena semuanya tutup, kami akan bertemu di rumah masing-masing, meskipun ada jam malam.” dia menambahkan.
“Sebelum pandemi, saya akan melalui tahap awal minum-minum atau menonton film dengan seseorang. Sekarang melewatkan langkah itu sudah menjadi hal biasa bagi saya. Sejak Covid, ngedate atau berkencan menjadi lebih serius."
Meskipun Adèle sendiri tidak melakukan vaksinasi Covid-19, dia mengatakan pasangan idealnya belum tentu sesama anti-vaxxer atau kaum anti-vaksin.
"Saya pikir pendekatan yang digunakan aplikasi buatan Swiss terlalu membelah. Tentu saja dong, saya boleh berdiskusi dengan seseorang yang tidak sependapat dengan saya, makanya sungguh sayang untuk menghentikannya," jelasnya.
Adèle memiliki kartu penyintas Covid-19 yang berlaku untuk beberapa bulan ke depan sejak dia terinfeksi Covid-19 dari seorang pria yang dia kencani di sebuah aplikasi. Tapi dia bertanya-tanya tentang masa depan kencannya.
"Mungkin akan lebih mudah untuk berkencan dengan orang yang tidak punya kartu penyintas Covid-19 (yang setara pass vaksin)," dia menduga.
"Jika seseorang memposting stiker 'sudah vaksinasi' dan saya menyukai cowok itu, saya akan melihat profilnya secara detail. Jika saya melihat bahwa dia sangat menentang orang yang tidak divaksinasi, saya tidak akan mengejarnya," tandas dia.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.