ALMATY, KOMPAS.TV - Aksi demonstrasi memprotes kenaikan harga bahan bakar (BBM) di Kazakhstan memasuki hari keempat pada Rabu ini (5/1/2022).
Demonstrasi berlangsung ricuh dan massa bentrok dengan aparat di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan.
Aparat keamanan kesulitan meredakan protes di kota berpenduduk 1,8 juta jiwa tersebut.
Massa menyerang polisi dengan senjata pentungan dan batang logam.
Massa bahkan sempat merangsek masuk ke gedung wali kota Almaty.
Menurut laporan Al Jazeera, gedung tersebut dirusak massa.
Aparat berupaya membubarkan para demonstran dengan tembakan peringatan dan granat kejut.
Selain gedung wali kota, ribuan massa juga mengepung kediaman Presiden Kassym-Jomart Tokayev di kota itu.
Baca Juga: Imbauan Jangan ke Luar Negeri, DPR dan Bappenas Studi Banding Ibu Kota Baru ke Kazakhstan
Demonstrasi tersebut meledak di Kazakhstan akibat naiknya harga gas LPG hingga dua kali lipat.
Kenaikan itu dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menghapus ambang maksimum harga LPG.
Padahal warga Kazakhstan kebanyakan menggunakan LPG sebagai bahan bakar kendaraan karena harga yang murah akibat kontrol pemerintah.
Kepala Polisi Almaty, Kanat Taimerdenov menuding demonstran telah disusupi “ekstremis dan radikal”.
Polisi mengklaim, demonstran menyerang 500 warga sipil dan merusak ratusan tempat usaha.
Demonstrasi ini meluas ke berbagai wilayah, termasuk ibu kota Nursultan.
Akibatnya, pemerintah menetapkan status gawat darurat.
Pemerintah Kazakhstan juga memblokir internet sejak Rabu ini (5/1/2022) karena protes yang tak kunjung surut.
Presiden Tokayev telah berjanji mengembalikan harga LPG seperti semula dan membubarkan kabinet per Selasa (4/1) lalu.
Lebih dari 200 orang ditangkap sejak demonstrasi besar di Kazakhstan itu dimulai.
Baca Juga: Demonstrasi Kelompok Antivaksin di London Inggris Berlangsung Ricuh
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.