BEIJING, KOMPAS.TV – Larangan ekspor batu bara Indonesia bakal memengaruhi China, meski dampaknya disebut tak terlalu signifikan. Sejumlah ahli menyebut, hal ini disebabkan rendahnya volume impor batu bara dibandingkan dengan produksi batu bara dalam negeri yang disebut sudah stabil dan meluas.
Pada Sabtu (1/1/2022), pemerintah Indonesia melarang ekspor batu bara pada Januari 2022 karena pasokan batu bara PT PLN mengalami defisit.
Ini lantaran pengusaha tak mematuhi kewajiban pemenuhan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation atau DMO).
“Larangan ekspor sementara ini diperkirakan akan mendongkrak harga batu bara dan memicu gelombang kejut ke pasar global dalam jangka pendek,” tutur Lin Boqiang, direktur Pusat untuk Penelitian Ekonomi Energi China di Universitas Xiamen, seperti dikutip dari Global Times, Senin (3/1).
Baca Juga: 4 Fakta Larangan Ekspor Batu Bara yang Berlaku hingga Akhir Januari
Hal ini lantaran Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar dunia yang digunakan untuk pembangkit listrik.
Namun, imbuh Lin, imbas larangan ekspor itu ke pasokan batu bara China akan bersifat terbatas dan dapat ditangani.
China sangat bergantung pada produksi batu bara domestik, dan volume impor hanya mencapai sekitar 10 persen.
“Sejak paruh kedua tahun 2021, pemerintah China telah menempuh langkah-langkah intensif untuk meningkatkan pasokan batu bara, dengan meningkatkan kapasitas produksi agar persediaan nasional menjadi cukup. Kini, fluktuasi impor batu bara tidak akan berdampak besar pada pasokan batu bara domestik,” terang Lin.
Baca Juga: Soal Kebijakan Larangan Ekspor Batu Bara, Sri Mulyani: Pilihan yang Sangat Sulit
Seorang sumber di Asosiasi Tranportasi dan Pemasaran Batu Bara China menyebut, keputusan larangan ekspor batu bara Indonesia itu tak akan menyebabkan krisis batu bara yang sempat terjadi di China tahun lalu.
“Keputusan itu mendadak sekali. Mereka (pemerintah Indonesia) tidak meminta pendapat (kami) sebelumnya. Itu mungkin berimbas pada provinsi-provinsi pesisir China yang persediaan (pasokan batu baranya) tidak terlalu tinggi,” ungkap sang sumber.
Asosiasi batu bara China, imbuhnya, akan menggelar konferensi video dengan perusahaan-perusahaan batu bara Indonesia untuk mendiskusikan lingkup dan skala dampak larangan itu.
Baca Juga: Kadin Sebut Larangan Ekspor Batu Bara Akan Memperburuk Citra Pemerintah dalam Berbisnis
Data dari Administrasi Umum Kepabeanan China menunjukkan, China mengimpor 290 juta ton batu bara pada periode Januari – November 2021, dan Indonesia memasok sekitar 61 persen dari jumlah itu.
“Kelangkaan akibat larangan ekspor Indonesia akan mengurangi pasokan batu bara termal China sebesar 5,3 persen,” ujar analis batu bara Zhang Jinming dari Guosheng Securities.
Mengingat impor batu bara dari negara lain seperti Australia dan Rusia masih terbatas, imbuh Zhang, akan sulit bagi negara-negara lain untuk menutupi kesenjangan pasokan batu bara dalam jangka pendek.
Selama beberapa bulan terakhir, China telah meningkatkan impor batu bara dari Rusia, menggantikan Australia yang pernah menjadi sumber impor batu bara terbesar China.
Menurut laporan yang dirilis oleh Institut Hubungan Australia – China dari Universitas Teknologi Sydney pada Desember, impor batu bara China dari Australia turun menjadi nol pada periode 2019 – 2021.
Sumber : Global Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.