BRUSSELS, KOMPAS.TV - Penemuan varian baru virus corona membuat sebagian besar dunia kelabakan. Berbagai negara berlomba menghentikan perjalanan udara, sementara pasar bursa anjlok dan para ilmuwan mengadakan pertemuan darurat untuk mempertimbangkan risiko yang tepat, yang sebagian besar tidak diketahui.
Pakar medis, termasuk WHO memperingatkan agar tidak bereaksi berlebihan sebelum varian yang berasal dari Afrika selatan itu dipahami dengan lebih baik. Tetapi dunia yang gelisah mengkhawatirkan yang terburuk hampir dua tahun setelah Covid-19 muncul dan memicu pandemi yang telah menewaskan lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia.
Sekretaris Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa varian terbaru mungkin lebih menular daripada varian Delta dan membuat vaksin kurang efektif.
“Kita harus bergerak cepat dan secepat mungkin,” kata Javid.
Beberapa negara bergerak untuk menghentikan perjalanan udara dari Afrika selatan, sementara itu bursa saham di Asia, Eropa dan Amerika Serikat anjlok.
Dow Jones Industrial Average turun 800 poin pada awal perdagangan. Harga minyak anjlok 7 persen.
Baca Juga: Mengenal Varian Baru Covid-19 Botswana B.1.1.529 yang Sudah Terdeteksi di Hong Kong
"Hal terakhir yang kami butuhkan adalah membawa varian baru yang akan menyebabkan lebih banyak masalah," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn di tengah lonjakan besar kasus di 27 negara Uni Eropa, yang merekomendasikan larangan penerbangan dari Afrika selatan.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, "Penerbangan harus ditangguhkan sampai kita memiliki pemahaman yang jelas tentang bahaya yang ditimbulkan oleh varian baru ini, dan pelancong yang kembali dari wilayah ini harus menghormati aturan karantina yang ketat."
Dia bersikeras untuk sangat berhati-hati, dan memperingatkan bahwa mutasi dapat menyebabkan situasi menjadi lebih gawat dan penyebaran varian virus yang lebih mengkhawatirkan dapat menyebar ke seluruh dunia dalam beberapa bulan.
Belgia menjadi negara Uni Eropa pertama yang mengumumkan kasus varian tersebut yang melibatkan seseorang yang datang dari luar negeri.
“Ini varian yang mencurigakan. Kami tidak tahu apakah itu varian yang sangat berbahaya," kata Menteri Kesehatan Frank Vandenbroucke.
Israel, salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, hari Jumat mengumumkan mereka juga mendeteksi kasus pertama varian baru di negara itu pada seorang pelancong yang kembali dari Malawi.
Pelancong dan dua kasus terduga lainnya ditempatkan dalam isolasi. Israel mengatakan ketiganya telah divaksinasi, tetapi para pejabat sedang menyelidiki status vaksinasi dari para pelancong tersebut.
Setelah 10 jam perjalanan semalam, penumpang KLM Penerbangan 598 dari Capetown, Afrika Selatan, ke Amsterdam ditahan Jumat pagi di tepi landasan pacu di bandara Schiphol selama empat jam sambil menunggu pengujian khusus karena munculnya varian baru. Penumpang dalam penerbangan dari Johannesburg juga diisolasi dan diuji.
Baca Juga: Hong Kong Deteksi Covid-19 Varian Baru B.1.1.529 pada Dua Orang di Karantina Kedatangan Luar Negeri
"Itu konyol. Jika kami tidak tertular sebelumnya, kami malah jadi tertular sekarang,” kata penumpang Francesca de 'Medici, seorang konsultan seni yang berbasis di Roma yang berada di penerbangan.
Beberapa ahli mengatakan kemunculan varian tersebut menggambarkan bagaimana penimbunan vaksin di negara-negara kaya mengancam untuk memperpanjang pandemi.
Kurang dari 6 persen orang di Afrika telah menjalani vaksinasi penuh Covid-19, sementara jutaan petugas kesehatan serta populasi rentan belum menerima satu dosis pun.
Kondisi tersebut dapat mempercepat penyebaran virus, memberi virus tersebut lebih banyak peluang untuk berkembang menjadi varian yang berbahaya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.