ATHENA, KOMPAS.TV - Tiga anak perempuan dan satu orang perempuan dewasa tewas setelah perahu kecil yang mereka tumpangi tenggelam di dekat Pulau Chios, Yunani, Selasa (26/10/2021). Perahu tersebut mengangkut para imigran dari pantai Turki.
Dalam berita sebelumnya, diberitakan keempat korban tewas merupakan anak-anak. Namun kini penjaga pantai mengkonfirmasi, bahwa korban jiwa anak-anak berjumlah tiga orang.
Penjaga pantai juga mengatakan, 22 orang lainnya berhasil diselamatkan, yang terdiri dari 14 pria, tujuh perempuan dan seorang anak. Sedikitnya satu orang masih dikabarkan hilang.
“Sejumlah besar penumpang berada di kapal. Fakta banyaknya penumpang di sebuah kapal kecil dan dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk, telah menyebabkan lantai kapal terlepas,” kata penjaga pantai seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Hari Terakhir Pencarian 31 Korban Kapal Tenggelam di Perairan Kalbar, Puluhan Penyelam Dikerahkan
Penjaga pantai juga menyatakan bahwa tidak ada penumpang yang mengenakan jaket pelampung.
Dalam sebuah tweet, Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi mengatakan anak-anak yang meninggal berusia antara 3 hingga 14 tahun. Dia awalnya melaporkan bahwa semua penumpang yang meninggal adalah anak di bawah umur.
Menteri Yunani menuduh pemerintah Turki gagal mematuhi perjanjian tahun 2016 dengan Uni Eropa untuk mencegah pencari suaka berangkat ke wilayah Uni Eropa (UE) dari Turki.
“Pihak berwenang Turki harus berbuat lebih banyak untuk mencegah eksploitasi oleh geng kriminal di sumbernya. Perjalanan ini seharusnya tidak pernah dibiarkan terjadi,” tulis Mitarachi.
Turki, yang menampung sekitar 4 juta pengungsi, membantah bahwa UE lambat memenuhi janji dukungan keuangan.
Setelah tenggelam pada hari Selasa, tiga helikopter penyelamat, dua kapal penjaga pantai dan setidaknya enam kapal pribadi yang berada di sekitar tempat kejadian, turut ambil bagian dalam operasi penyelamatan.
Baca Juga: Kecelakaan di Laut Yunani Tewaskan Empat Migran Anak-Anak
Yunani adalah titik masuk utama bagi pengungsi dan migran yang memasuki Uni Eropa selama periode migrasi massal 2015-2016.
Jumlah kedatangan telah menurun tajam selama dua tahun terakhir, karena tindakan kepolisian yang lebih ketat.
Yunani mencari dukungan Uni Eropa untuk melakukan penjagaan yang lebih ketat di perbatasan timur dan selatan di blok yang beranggotakan 27 negara tersebut.
Dukungan dana dari Uni Eropa juga akan digunakan untuk memperpanjang tembok perbatasan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.