Baca Juga: Di Negara Ini Warga Bisa Menuntut Pemerintah Kota Jika Cedera karena Terpeleset Salju
Sang dokter mengaku telah menjelaskan betapa berbahayanya program inseminasi buatan kepadanya, tetapi sang nenek menolak menyerah.
“Ia bahkan mulai menangis, dn mengatakan ‘Meski saya mati, saya akan bahagia karena setidaknya berusaha memiliki anak’,” ujar sang dokter.
Bagi Dokter Bhanushali memberikan inseminasi kepada Jivuben merupakan tantangan tersendiri.
Nenek Jivuben sudah melewati masa menopouse selama lebih dari 20 tahun.
Ia pun diberikan perawatan hormon untuk memulai menstruasi lagi.
Kemudian mereka melebarkan uterusnya yang mulai menyempit karena usia, dan mengirimkan sebuah embrio tunggal menggunakan inseminasi, karena hanya itu yang uterusnya mampu menerima.
Baca Juga: Waduh, Stasiun TV Ini Siarkan Video Dewasa saat Program Laporan Cuaca, Polisi Turun Tangan
Ajaibnya, setelah dilakukan tes 15 hari seusai inseminasi diketahui bahwa nenek Jivuben telah hamil.
Namun, saat usia kehamilan sudah delapan bulan, tekanan darah nenek Jivuben menjadi sangat tinggi, dan dokter melakukan operasi cesar sebulan lebih cepat dari waktunya melahirkan.
“Ini sebuah kasus yang jarang terjadi, Anda bisa menyebutnya sebagai keajaiban,” kata Dokter Bhanushali.
“Saya sudah mempraktikannya 20 tahun dan melakukan 1.000 inseminasi buatan, tapi tak pernah memiliki kasus seperti ini,” tambahnya.
Sumber : Oddity Central
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.