“Tentu saja, tentu saja, ya,” kata Erdogan setelah menyatakan Turki akan membuat pilihan pertahanannya sendiri, sebagai tanggapan atas pertanyaan Brennan tentang apakah Turki akan membeli lebih banyak S-400.
Baca Juga: Erdogan Coba Dekati Rusia Setelah Gagal Berdialog dengan Amerika Serikat
Sebelum meninggalkan New York, Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa hubungan kerjanya dengan Presiden AS Joe Biden tidak dimulai dengan mulus, meskipun dia memiliki hubungan kerja yang baik dengan pemimpin AS selama 19 tahun di pucuk pimpinan Turki.
"Saya tidak bisa dengan jujur mengatakan ada proses yang sehat dalam hubungan Turki-Amerika Serikat," kata kantor berita Anadolu Agency mengutip Erdogan, Kamis, (25/09/2021).
Kedua pemimpin tidak bertemu untuk pembicaraan bilateral di sela-sela sidang Majelis Umum PBB.
Sejak kemenangan Biden dalam pemilihan presiden AS, mereka bertemu hanya sekali pada Juni lalu di pertemuan puncak NATO di mana mereka membahas kemungkinan Turki mengamankan dan mengoperasikan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
Tapi hal itu telah ditangguhkan sejak Taliban menguasai Afghanistan.
Erdogan juga mengatakan kepada media Turki bahwa negaranya akan membeli sistem pertahanan rudal baru jika diperlukan dan sebenarnya juga sudah mengembangkan rudal sendiri.
Isu peluru kendali merupakan salah satu dari beberapa masalah yang mencuat dalam hubungan Turki-AS.
Selain soal peluru kendali, kedua negara juga tidak sepakat dalam hal catatan hak asasi manusia Turki, dukungan AS untuk kaum separatis Kurdi Suriah yang dianggap Ankara sebagai teroris, dan kebijakan AS untuk terus menerima seorang ulama yang dituduh merencanakan kudeta yang gagal terhadap pemerintahan Erdogan pada 2016.
Sementara itu, Erdogan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 29 September di Sochi, Rusia.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.