DELHI, KOMPAS.TV - Seorang mantan polisi perempuan Afghanistan mengungkapkan bagaimana penyiksaan sadis yang dilakukan Taliban padanya.
Oleh sebab itu, ia juga tak yakin mereka akan berubah setelah mengaku lebih moderat ketika kembali menguasai Afghanistan.
Khatera Hashmi, yang merupakan seorang mantan polisi perempuan mengaku disiksa oleh anggota Taliban pada tahun lalu.
Hashmi mengungkapkan ia ditembak beberapa kali, bahkan mata kanannya dirusak oleh mereka.
Baca Juga: Pemimpin Anti-Taliban Dukung Demonstrasi Perempuan Afghanistan, Dipanggil Saudari yang Terhormat
Hashmi mengatakan penyiksaan itu terjadi ketika mereka menculiknya.
Apalagi, penyiksaan tersebut terjadi ketika Hashmi masih dalam keadaan hamil.
“Bagi Taliban, dosa terbesar seorang perempuan adalah jika ia keluar dari rumahnya untuk bekerja,” katanya kepada India Today.
“Apa yang terjadi pada saya, juga terjadi pada perempuan lainnya. Namun, mereka tak bisa berbicara, karena merasa takut,” tambah Hashmi.
Hashmi yang kini tengah berada di India, mengaku masih gemetar dan menangis saat mengingat apa yang terjadi padanya di Afghanistan.
Ia mengatakan, dengan memakai nama Islam, Taliban telah meneror warga Afghanistan.
“Suatu hari saat saya pulang bekerja, tiga anggota Taliban menunggu di dekat rumah saya. Mereka menyeang saya, menusuh saya sekitar delapan atau 10 kali dengan pisau,” ujarnya.
“Mereka menembak saya. Saya kehilangan kesadaran saat peluru mengenai kepala. Tak puas, mereka bahkan merusak mata saya,” tambahnya.
Baca Juga: Dengar Kabar Panjshir Direbut, Tentara Taliban Lepas Tembakan ke Udara, 17 Warga Tewas
Hashmi bahkan mengaku dirinya telah dikhianati oleh ayahnya, yang diketahuinya terlibat dengan Taliban setelah penyerangan kepadanya.
Ayahnya memang menentang keputusan Hashmi untuk bergabung dengan kepolisian.
Bahkan menurutnya, ayahnya mengetahui apa yang akan terjadi padanya dan tak melakukan apa-apa.
Setelah serangan tersebut, Hashmi langsung dibawa ke rumah sakit, dan dokter berhasil menyelamatkan nyawanya.
Namun, mereka tak mampu melakukan apa pun terhadap matanya, yang membuat ia kehilangan penglihatan selamanya.
“Saya menjadi seperti mayat hidup. Saya bernapas, tapi tiap hari saya harus berjuang. Melakukan hal mudah, bahkan seperti tantangan bagi saya,” tambahnya.
Saat Taliban kembali ke Afghanistan, Hashmi sedang melakukan perawatan lanjutan di India.
Hashmi pun mengaku khawatir mengenai anak-anaknya yang berada di Afghanistan.
Namun, ia mengaku tak bisa pulang karena Taliban tengah mencarinya setelah mengetahui ia masih hidup.
Baca Juga: Penuhi Undangan Taliban, Kepala Badan Intelijen Pakistan Tiba di Kabul
“Terakhir kali saya bicara dengan anak-anak saya di Afghanistan sekitar 9 atau 10 har lalu,” ujarnya.
“Mereka mengatakan Taliban mengetuk pintu bai siang atau malam, menanyakan kapan saya dan suami akan kembali,” lanjutnya.
Hashmi pun mengungkapkan Taliban telah mengancam mereka dengan mengatakan akan menyakiti mereka jika ia dan suaminya tak kembali.
“Sejak itu saya belum berbicara dengan anak-anak saya. Mungkin mereka pergi dari rumah atau bersembunyi. Saya takt ahu mereka masih hidup atau sudah mati,” tuturnya.
Sumber : India Today
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.