ROMA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Italia Mario Draghi berupaya menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa Kelompok 20 negara ekonomi utama (G20) pada akhir pekan ini untuk membahas situasi di Afghanistan.
KTT luar biasa itu akan membahas kondisi Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok Taliban, menurut berita surat kabar La Repubblica dan Il Messaggero pada Kamis, (18/08/2021).
La Repubblica melaporkan Italia yang memegang kepemimpinan bergilir G20 untuk tahun 2021, mungkin akan mengadakan pertemuan luar biasa yang diharapkan dilaksanakan sebelum pertemuan tingkat tinggi yang dijadwalkan bulan Oktober di Roma.
Draghi diperkirakan akan membahas penyelenggaraan KTT itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (18/08/2021), menurut kedua surat kabar Italia itu.
Juru bicara kantor perdana menteri Italia belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Sementara itu, pertemuan daring para pemimpin kelompok negara G7 dijadwalkan digelar pekan depan untuk membahas strategi dan pendekatan bersama mengenai situasi di Afghanistan.
Baca Juga: Taliban Kembali Berkuasa di Afghanistan, Rusia, China dan Iran Ungkap Keinginan Bekerja Sama
Sebelumnya dikabarkan, sedikitnya tiga orang tewas dalam aksi protes anti Taliban di Kota Jalalabad, Afghanistan pada Rabu (18/08/2021).
Dua saksi dan seorang mantan polisi mengatakan para anggota Taliban mengeluarkan tembakan ketika warga berusaha memasang bendera Afghanistan di sebuah lapangan.
Akibatnya, tiga orang tewas dan belasan orang terluka.
Peristiwa itu terjadi setelah Taliban mengambil alih kekuasaan dan negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warga mereka dari Bandara Kabul yang kacau.
Ribuan orang berusaha meninggalkan Afghanistan karena takut dengan kembalinya hukum dan aturan keras seperti yang pernah diberlakukan Taliban saat kelompok itu dulu berkuasa.
Pemerintah baru yang akan menggantikan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, yang kabur ke Uni Emirat Arab, kemungkinan akan berbentuk dewan penguasa yang diketuai pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada, kata anggota senior kelompok itu.
Sumber : Kompas TV/La Repubblica/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.