Amerika Serikat menginvasi Afghanistan setelah menolak menyerahkan bin Laden, dalang serangan 11 September 2001.
Banyak pakar keamanan Amerika Serikat tetap khawatir di bawah pemerintahan Taliban, Afghanistan akan tetap menjadi tempat yang aman bagi teroris yang dapat melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.
Dalam laporannya tahun 2021, tim PBB yang memantau Taliban mengatakan kelompok itu masih memiliki hubungan kuat dengan al-Qaeda.
Taliban dilain pihak mulai "memperketat kendali atas al-Qaeda dengan mengumpulkan informasi tentang petempur teroris asing, mendokumentasi serta membatasi pergerakan mereka," para ahli PBB melaporkan.
Tetapi masih belum jelas, kata mereka, apakah Taliban akan menindaklanjuti komitmennya berdasarkan kesepakatan damai dengan Amerika Serikat untuk mencegah serangan teroris internasional yang berasal dari Afghanistan.
Taliban dilaporkan terus memberikan perlindungan kepada al-Qaeda dengan imbalan sumber daya dan pelatihan.
Diperkirakan antara 200 - 500 anggota al-Qaeda diyakini berada di Afghanistan, dan para pemimpinnya diyakini berbasis di daerah-daerah di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Pihak berwenang Amerika Serikat memperkirakan pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, berada di Afghanistan, meskipun pada tahun 2020 ada desas-desus Al-Zawahiri telah meninggal.
Hingga 2.200 anggota ISIS Khorasan juga diperkirakan berada di Afghanistan.
Baca Juga: Kabul Jatuh, Taliban Masuk Istana Kepresidenan Tuntut Kekuasaan Penuh atas Afghanistan
Taliban yang menyebut diri mereka sebagai Imarah Islam Afghanistan, sebuah gerakan Islam Deobandi yang sekaligus sebuah organisasi militer di Afghanistan.
Pemimpin Taliban sejak 2016 adalah Mawlawi Hibatullah Akhundzada . Pada tahun 2021, Taliban diperkirakan memiliki 150.000 petempur.
Ideologi Taliban digambarkan sebagai penggabungan bentuk "inovatif" hukum Islam syariah berdasarkan fundamentalisme Deobandi dan Islamisme militan yang dikombinasikan dengan norma-norma sosial dan budaya Pashtun yang dikenal sebagai Pashtunwali, karena sebagian besar Taliban adalah suku Pashtun.
Taliban mengatakan mereka bertujuan untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di Afghanistan, termasuk menuntut pasukan Barat pergi, dan untuk menegakkan Syariah versi mereka sendiri, atau hukum Islam, setelah berkuasa.
Dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban memegang kekuasaan atas sekitar tiga perempat Afghanistan, dan menerapkan interpretasi yang ketat terhadap Syariah, atau hukum Islam.
Taliban muncul pada tahun 1994 sebagai salah satu faksi terkemuka dalam Perang Saudara Afghanistan dan sebagian besar terdiri dari siswa (talib) dari daerah Pashtun di Afghanistan timur dan selatan yang menjalani pendidikan di sekolah-sekolah Islam tradisional, dan berperang selama Perang Soviet-Afghanistan. .
Di bawah kepemimpinan Mullah Mohammad Omar, gerakan ini menyebar ke sebagian besar Afghanistan, merebut kekuasaan dari panglima perang Mujahidin.
Imarah Islam Afghanistan didirikan pada tahun 1996 dan ibukota Afghanistan dipindahkan dari Kabul ke Kandahar.
Taliban menguasai sebagian besar negara sampai digulingkan gabungan kekuatan panglima Mujahidin yang dibantu invasi pimpinan Amerika ke Afghanistan pada Desember 2001 setelah serangan 11 September.
Pada puncaknya, pengakuan diplomatik formal terhadap pemerintah Taliban hanya diakui oleh tiga negara, yaitu Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Kelompok itu kemudian bergabung kembali sebagai gerakan pemberontakan untuk melawan pemerintahan Hamid Karzai yang didukung Amerika Serikat dan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional ISAF yang dipimpin NATO dalam Perang di Afghanistan.
Sumber : Kompas TV/Council on Foreign Relations
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.