ABU DHABI, KOMPAS.TV – Departemen Kesehatan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UAE) telah menyetujui penggunaan pemindai wajah khusus di area publik untuk meredam penyebaran Covid-19. Keputusan itu mulai berlaku sejak Senin (28/6/2021).
Jika pemindai itu mengidentifikasi seseorang yang berpotensi terinfeksi dengan Covid-19, orang tersebut tidak akan diizinkan memasuki area dan harus melakukan tes PCR dalam waktu 24 jam untuk mengonfirmasi atau membantah diagnosa pemindai.
Teknologi yang dikembangkan oleh EDE Research Institute Abu Dhabi di bawah perusahaan International Holding Company (IHC) itu disebut pemindai EDE dan sebelumnya telah diujicobakan di berbagai lokasi di UAE. Lokasi-lokasi tersebut termasuk pintu masuk Ghantout, sejumlah lokasi publik di Pulau Yas, dan pintu masuk-keluar di kawasan Musaffah.
Baca Juga: Setiap Anak Sekolah dan Keluarga Mereka di Inggris Akan Dapat Seperangkat Alat Tes Covid-19 Gratis
Lebih dari 20.000 yang diuji menunjukkan bahwa pemindai EDE memiliki tingkat sensitivitas 90,3 persen saat mengidentifikasi individu yang terinfeksi. Sementara, akurasinya menjadi 83 persen saat mengidentifikasi individu yang tak terinfeksi.
Teknologi pemindai bekerja dengan mengukur gelombang elektromagnetik yang berubah saat partikel RNA dari virus Covid-19 hadir. Oleh karena itu, pemindai dapat memberikan hasil yang hampir seketika.
“Abu Dhabi telah mengadopsi strategi terpadu untuk memerangi pandemi Covid-19, berdasarkan peningkatan pengujian untuk memastikan akses yang aman, vaksinasi, dan penerapan tindakan pencegahan yang berkelanjutan,” kata Wakil Sekretaris di Departemen Kesehatan – Abu Dhabi, YM Dr Jamal Mohammed Al Kaabi, seperti dikutip oleh Arabian Business, Senin (28/6/2021).
Baca Juga: Masuk Turki Wajib Hasil Negatif Tes Covid-19 Dengan PCR
Al Kaabi mengatakan teknologi pemindaian EDE yang dibuat di Abu Dhabi sebagai upaya pencegahan, membantu menciptakan area-area yang lebih aman dan menjaga kesehatan publik. Pemindai EDE itu akan digunakan bersama metode pengujian lain yang sudah disetujui, seperti PCR dan DPI.
Cara kerjanya, pemindai EDE ditempatkan dalam jarak 5 meter dari wajah seseorang dan kemudian memindainya. Butuh waktu beberapa detik bagi pemindai untuk mengirimkan pesan ke ponsel cerdas yang memindai.
Pesan hijau menandakan bahwa seseorang bebas Covid-19, sementara pesan merah mengindikasikan tanda-tanda infeksi. Tentu saja, ada 17 persen kemungkinan bahwa orang yang tidak terinfeksi, dipndai secara salah. Di situlah tes PCR beraksi mengonfirmasi.
Baca Juga: Militer Israel Tak Sengaja Ungkap Lokasi Pangkalan Rahasia saat Unggah Lokasi Tes Covid-19
Teknologi itu mengingatkan akan Covid Hunter yang diumumkan pada Februari lalu. Perangkat ini merupakan pendeteksi virus portabel non-kontak pertama di dunia dan diduga mampu mendeteksi virus corona secara instan pada manusia dan permukaan.
Perangkat-perangkat semacam ini melakukan langkah maju yang besar dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan membantu orang-orang tetap aman di masa pandemi yang sulit ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.