VANCOUVER, KOMPAS.TV – Kuburan massal yang ditemukan di bekas sekolah asrama Marieval India di Kanada, berjumlah lebih dari 600 jenazah. Temuan ini diungkapkan oleh para pemimpin suku pribumi Kanada pada Kamis (24/6/2021).
Pencarian menggunakan radar yang mampu menembus tanah itu menunjukkan angka 751 kerangka, mengindikasikan sedikitnya 600 jenazah terkubur di area itu. Pihak operator radar menyebutkan, hasil pencarian menggunakan radar mereka memiliki batas kesalahan hingga 10%.
“Kami ingin memastikan bahwa kami tidak mengada-ada dengan menyebut jumlahnya lebih besar dari yang kami temukan,” kata kepala tim penyelidik Cadmus Delorme, melansir Associated Press. “Jumlahnya, saya nyatakan, lebih dari 600, untuk lebih pastinya.”
Baca Juga: Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Dekat Bekas Sekolah Anak Suku Pribumi di Kanada
Delorme mengatakan, pencarian akan dilanjutkan, dan temuan radar akan diperiksa oleh tim teknis dan jumlahnya akan ditentukan dalam beberapa pekan mendatang.
Lebih lanjut ia mengungkap, kuburan-kuburan itu sempat dinamai pada satu waktu, namun pihak Gereja Katolik yang menjalankan sekolah, menghapus seluruh tanda pada nisan.
Terkait temuan terbaru itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau melalui akun Twitternya, menyatakan bela sungkawa.
Baca Juga: Meski Didesak Trudeau, Paus Fransiskus Tak Minta Maaf atas Temuan Jasad Anak-Anak Pribumi di Kanada
“Turut berduka cita pada komunitas Cowesses First Nation menyusul temuan anak-anak pribumi yang dikubur di bekas Sekolah Asrama Marieval,” tulisnya, dan menambahkan, “Kami akan mengungkap kebenaran atas ketidakadilan ini.”
Sekolah asrama Marieval beroperasi dari tahun 1899 hingga 1997. Sekolah ini terletak sekitar 135 kilometer di timur Regina, ibu kota Saskatchewan, lokasi Cowessess First Nation, masyarakat pribumi Kanada.
Salah seorang mantan murid Sekolah Asrama Marieval, mengenang masa kanak-kanaknya saat bersekolah di sekolah itu.
“Suster-suster sangat jahat terhadap kami,” kata Florence Sparvier (80). “Kami harus belajar bagaimana menjadi seorang penganut Katolik Roma. Kami tidak boleh berdoa dengan cara kami sendiri.”
Baca Juga: 215 Jasad Anak-Anak Suku Asli Kanada Ditemukan, Trudeau Minta Penghormatan Bendera Setengah Tiang
Suster-suster di sekolah, kenang Sparvier, mengutuk orang-orang pribumi seperti dirinya. Kepedihan yang dirasakan anak-anak pribumi di sekolah itu, berlanjut hingga generasi-generasi selanjutnya. “Kami harus belajar agar tidak menjadi seperti diri kami. Ini telah dan terus terjadi,” kata Sparvier.
Penemuan ratusan kuburan massal ini menyusul temuan serupa pada bulan Mei lalu, saat 215 jenazah anak-anak pribumi ditemukan di bekas sekolah asrama pribumi terbesar di Kanada, Kamloops, di British Columbia.
Sebelumnya, Trudeau sempat meminta agar Vatikan dan Paus Fransiskus meminta maaf atas temuan itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.