Sejauh ini belum ada data yang tersedia untuk umum tentang seberapa efektif vaksin yang saat ini digunakan di India untuk melawan varian Delta Plus, sementara pemerintah India mengatakan akan membagikan informasi tersebut saat tersedia.
Baca Juga: Sinovac Klaim Vaksinnya Efektif Kurangi Gejala Covid-19 Varian Delta di Indonesia
Apa Lagi Itu Virus Corona Varian Delta Plus?
Varian Delta Plus membawa mutasi K417N yang dikaitkan dengan sifat penghindaran yang lebih baik atas respon kekebalan tubuh. Artinya, virus hasil mutasi ini dipandang mampu menghindar dari pasukan perlindungan tubuh kita.
Kemunculan K417N dalam varian Delta yang sangat menular saja sudah memicu kekhawatiran serius di seluruh dunia. Selain sudah menjadi varian yang mengkhawatirkan, varian Delta juga sudah menjadi strain yang dominan secara global.
Ilmuwan India mengatakan varian Delta Plus sangat menular, dan mampu mengikatkan diri dengan kuat pada sel paru-paru. Selain itu, varian ini punya potensi resistens terhadap pengobatan oleh antibodi monoklonal.
Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah itu lebih berbahaya daripada varian Delta asli.
Sekarang ada dua garis keturunan yang dilaporkan dari varian Delta Plus, yaitu Delta-AY1 dan Delta-AY2. Delta-AY1 saat ini lebih umum secara global.
Baca Juga: Setelah Varian Delta, India Umumkan Temuan Virus Covid-19 Varian Delta Plus, Ada di 3 Negara Bagian
Selain di India, Delta Plus ditemukan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Nepal, Polandia, Portugal, Rusia, Swiss, dan Turki. Beberapa media bahkan telah melaporkan varian itu sudah diidentifikasi sejak awal Maret di Eropa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, strain Sars-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, diklasifikasikan sebagai varian yang menarik jika telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas atau ditularkan ke banyak kasus, atau telah terdeteksi di beberapa negara.
Sementara varian yang dikhawatirkan adalah varian virus yang menunjukkan bukti penularan dan virulensi yang lebih tinggi, dan yang mengarah ke penyakit yang lebih parah sehingga memerlukan rawat inap serta menyebabkan kematian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.