Pada Januari, para anggota kartel bersenjata menyambangi rumah seorang personel polisi perempuan, membunuh suaminya, menyeretnya pergi, menyiksanya dan lalu membuang jasadnya yang dipenuhi lubang peluru.
Baca Juga: Ratusan Aparat Gabungan Tangkap Mafia Italia Ndrangheta di Seluruh Eropa
Sejak tahun 2018, menurut Poplab, Guanajuato menjadi negara bagian di Meksiko yang memiliki jumlah polisi terbanyak yang tewas di Meksiko. Antara tahun 2018 hingga pertengahan Mei 2021, sebanyak 262 personil polisi tewas terbunuh, atau rata-rata sekitar 75 personel polisi tewas setiap tahunnya.
Jumlah ini lebih besar dari jumlah korban tewas rata-rata tiap tahun akibat penembakan atau serangan lain di seluruh Amerika Serikat (AS) yang memiliki jumlah populasi 50 kali lebih banyak ketimbang Guanajuato.
Saking buruknya masalah di Guanajuato, pada 17 Mei lalu, pemerintah setempat menerbitkan dekrit khusus tentang penyediaan sejumlah dana untuk mekanisme perlindungan bagi polisi dan para petugas penjara.
“Sayangnya, kelompok-kelompok kejahatan terorganisir mendatangi kediaman para personel polisi, ini merupakan ancaman dan mereka, juga anggota keluarga mereka, berisiko kehilangan nyawa,” demikian bunyi dekrit tersebut.
“Mereka terpaksa segera meninggalkan rumah mereka dan pindah, agar kelompok-kelompok kejahatan tak bisa menemukan mereka.”
Para pejabat negara menolak untuk menggambarkan langkah-langkah perlindungan tersebut. Pun, memberi komentar tentang apakah para personil polisi mendapat pembiayaan untuk membayar sewa rumah baru atau jika pemerintah berencana membangun kompleks perumahan yang dibangun khusus dan aman bagi para personel polisi dan keluarga mereka.
“Ini perang terbuka melawan pasukan keamanan pemerintah negara bagian (Guanajuato),” kata Saucedo.
Baca Juga: 13 Polisi Tewas Dibantai Geng Kriminal, Presiden Meksiko Tak Akan Beri Ampun
Lopez Obrador mengampanyekan upaya mengurangi ketegangan konflik perang narkoba di Meksiko, dan menggambarkan kebijakan “pelukan, bukan peluru” merupakan pendekatan untuk menangani akar masalah kejahatan.
Sejak menjabat pada akhir 2018, Lopez Obrador menghindari konfrontasi terang-terangan dengan kartel-kartel. Lopez Obrador bahkan membebaskan seorang capo, pimpinan mafia tertinggi Meksiko, untuk menghindari pertumpahan darah.
Lopez Obrador berkilah, ia lebih menyukai kebijakan jangka panjang untuk menangani masalah-masalah sosial seperti pengangguran kaum muda yang menjadi penyebab kaum muda menjadi anggota geng.
Namun, pada April, mantan Duta Besar AS untuk Meksiko Christopher Landau mengatakan, Lopez Obrador memandang pertikaian antar sesama kartel narkoba “sebagai pengalih perhatian”.
“Jadi, dia pada dasarnya mengadopsi sikap pembiaran terhadap mereka, yang jelas cukup mengganggu pemerintahan kami,” kata Landau.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.