KOELN, KOMPAS.TV - Uni Eropa (UE) meminta kepada seluruh maskapai penerbangan untuk menghindari wilayah udara Belarusia.
Hal ini merupakan buntut dari kasus penerbangan Ryanair dari Yunani ke Lithuania yang dipaksa untuk mendarat di negara tersebut.
Akibat pemaksaan tersebut, seorang jurnalis penentang oposisi, Roman Protasevich, dan kekasihnya, Sofia Sapega ditangkap.
Ketika itu, pesawat Ryanair itu dipaksa mendarat di Minks, setelah dua pesawat tempur Belarusia tiba-tiba mengawal mereka. Kejadian ini pun dikecam oleh banyak pihak, termasuk UE.
Baca Juga: AS, Inggris dan Uni Eropa Kecam ‘Pembajakan’ Pesawat Ryanair demi Tangkap Aktivis Oposisi Belarusia
Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) pun mengimbau agar seluruh maskapai yang berasal dari Eropa untuk menghindari Belarusia.
“Keadaan atas tindakan ini menimbulkan keraguan serius pada penghormatan yang ditunjukkan oleh Belarusia kepada aturan penerbangan sipil internasional,” bunyi pernyataan EASA dilansir dari Flight Global.
Tindakan yang dilakukan Belarusia meningkatkan risiko keselamatan untuk penerbangan dan mempertanyakan kemampuan Belarusia untuk menyediakan layanan navigasi udara yang aman,” lanjutnya.
Namun mereka menegaskan jika dalam keadaan yang membahayakan keselamatan, pesawat diperbolehkan untuk lewat atau mendarat di Minsk.
Baca Juga: Joe Biden Beri Waktu 90 Hari untuk Intelijen AS Cari Asal Usul Covid-19, China Meradang
“Kontrol operasi pesawat seluruhnya tergantung operator dan kapten pesawat,” tegas EASA, Rabu (26/5/2021).
“Mereka bertanggung jawab untuk memeriksa risiko dalam segala situasi dan dalam menentukan keputusan,” lanjutnya.
Hal yang sama juga sempat diungkapkan oleh Presiden Dewan Komite Eropa, Ursula von der Leyen yang menegaskan UE telah menutup wilayah udaranya dari kedatangan penerbangan Belarusia.
Sebelumnya dilaporkan pesawat Rynair dipaksa mendarat di Minsk karena adanya laporan terkait ancaman bom di pesawat tersebut.
Baca Juga: Demi Tangkap Jurnalis Oposisi, Belarusia Alihkan Penerbangan Yunani-Lithuania ke Minsk
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan benda yang dicurigai tersebut tak ditemukan.
Sementara itu, Protasevich merupakan sosok yang memang menjadi buruan Pemerintah Belarusia di bawah kepemimpinan Alexander Lukashenko.
Protasevich merupakan mantan editor dari Nexta, media yang mendukung oposisi dan menentang kediktatoran Lukashenko.
Pria berusia 26 tahun tersebut pun dituduh oleh Pemerintah Belarusia sebagai teroris dan diancam hukuman mati.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.