DELHI, KOMPAS.TV - Seorang pria Australia yang terjebak di India akhirnya meninggal setelah tertular Covid-19.
Govind Kant, seorang pebisnis dikabarkan meninggal, Minggu (16/4/2021).
Ia terjebak di Australia setelah berpergian ke Delhi, April lalu, karena masalah keluarga.
Baca Juga: Sebut Bom AS Bantu Hancurkan Gaza, Bernie Sanders Berusaha Blok Penjualan Senjata ke Israel
Kant tak bisa kembali ke Australia setelah negara tersebut melarang warganya yang berada di India untuk kembali.
Kant dipercaya sebagai warga Australia kedua yang tewas di India akibat pelarangan untuk kembali ke negaranya.
Australia melakukan pelarangan itu karena gelombang kedua Covid-19 yang parah di India.
Baca Juga: Sepanjang 2021, 244 Tenaga Medis di India Gugur dalam Perang Melawan Gelombang Covid-19
Larangan tiga pekan tersebut berakhir, Sabtu (16/5/2021), namun 9.000 warga Australia masih tertahan di India.
Perusahaan Kant, Trina Solar mengumumkan kematiannya melalui media sosial, Senin (17/4/2021).
“Merupakan kehilangan besar bagi Trina Solar dan tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kesedihan hati karena meninggalnya Govind,” bunyi pernyataan perusaahaan dikutip dari BBC.
Baca Juga: Di Sidang Majelis Umum, Menlu Retno Serukan Tiga Langkah Kongkrit PBB untuk Palestina
“Duka cita yang dalam untuk istrinya, kedua putrinya dan juga anggota keluarga lainnya,” lanjut mereka.
menurut saudari Kant, saudaranya tersebut sudah memesan penerbangan Air India untuk kembali ke Australia pada 24 April, setelah sulit mendapatkannya di pertengahan April.
Baca Juga: Israel-Palestina Gencatan Senjata, Warga Gaza Turun ke Jalan Rayakan Kemenangan
Namun, ia kemudian tertular Covid-19 sebelum pesawatnya terbang dan harus dibawa ke rumah sakit.
Saudarinya mengatakan, Kant terus berbicara untuk bisa dikeluarkan dari rumah sakit, hingga ajal menjemputnya.
Terkait kabar duka ini, pemerintah Australia masih belum memberikan pernyataan.
Baca Juga: Angkatan Laut India Temukan 22 Mayat dari Tongkang yang Tenggelam
Australia telah melakukan pelarangan bagi warganya yang ingin masuk dari India antara 28 April dan 15 Mei.
Bahkan mereka menjadikan hal itu sebagai kejahatan dengan ancaman denda dan hukuman penjara.
Pemerintah menegaskan hal itu harus dilakukan untuk memastikan kesehatan publik untuk menahan tingkat infeksi covid-19 yang tinggi di antara pendatang dari India.
Baca Juga: Biden Sambut Baik Keputusan Gencatan Senjata Israel-Hamas, Namun Tetap Dukung Militer Israel
Namun, para pengkritik mengatakan pemerintah tak menghiraukan warganya dan membiarkan mereka meninggal di India.
Bahkan putri dari pria Australia pertama yang meninggal di India, mengatakan negaranya telah meninggalkan ayahnya untuk mati di India.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison pun dipaksa membantah tuduhan tangannya telah berlumuran darah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.