GAZA, KOMPAS.TV - Serangan udara Israel di Kota Gaza meratakan tiga bangunan dan menewaskan sedikitnya 42 orang hari Minggu (16/05/2021).
Hal tersebut diungkap petugas medis Palestina, seperti dilansir Associated Press.
Setidaknya penghitungan menyebutkan sejauh ini sudah 188 warga Palestina tewas terbunuh di Gaza, termasuk 55 anak-anak dan 33 wanita, dengan 1.230 orang terluka. Delapan orang di Israel tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dan seorang tentara.
Terlepas dari banyaknya korban tewas dan upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan perang keempat dengan para penguasa Hamas di Gaza akan terus berlanjut.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Netanyahu mengatakan Minggu malam, serangan itu terus berlanjut dengan "kekuatan penuh" dan akan "memakan waktu."
Baca Juga: Serangan Militer Israel Masih Berlanjut, Warga Palestina di Sepanjang Perbatasan Gaza Mengungsi
Israel "ingin menarik harga yang mahal" dari kelompok militan Hamas, katanya, diapit oleh menteri pertahanan dan saingan politiknya, Benny Gantz.
Serangan udara Israel pada Minggu pagi adalah serangan tunggal paling mematikan sejak pertempuran hebat meletus antara Israel dan Hamas hampir seminggu yang lalu. Serangan ini menandai pertempuran terburuk di sini sejak perang tahun 2014 yang menghancurkan di Gaza.
Serangan udara menghantam jalan utama pusat kota dari bangunan tempat tinggal dan etalase toko selama lima menit setelah tengah malam, menghancurkan dua bangunan yang berdekatan dan satu lagi sekitar 50 yard (meter) di jalan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 16 wanita dan 10 anak termasuk di antara mereka yang tewas, dengan lebih dari 50 orang terluka, dan upaya penyelamatan masih dilakukan.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan telah menghancurkan rumah pemimpin tertinggi Hamas Gaza, Yahiyeh Sinwar, dalam serangan terpisah di kota selatan Khan Younis.
Baca Juga: Mia Khalifa Berikan Dukungan untuk Palestina, Sebut Gaza Berupaya Dilenyapkan dari Peta
Itu adalah serangan ketiga dalam dua hari terakhir di rumah para pemimpin senior Hamas, yang bersembunyi.
Israel tampaknya telah meningkatkan serangan dalam beberapa hari terakhir untuk menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin pada Hamas karena mediator internasional bekerja untuk mengakhiri pertempuran dan mencegah invasi darat Israel di Gaza.
Namun menargetkan pemimpin grup dapat menghalangi upaya tersebut. Seorang diplomat AS saat ini berada di kawasan itu untuk mencoba meredakan ketegangan.
Dalam serangan udaranya, Israel meratakan sejumlah gedung perkantoran dan pemukiman di Kota Gaza, menuduh bangunan itu berisi infrastruktur militer Hamas.
Di antaranya adalah gedung kantor The Associated Press dan media lain seperti Al Jazeera.
Baca Juga: Israel Klaim Serangan Bom ke Gedung Media di Gaza Karena Simpan Aset Intelijen Hamas
Pecahnya kekerasan terbaru dimulai di Yerusalem timur bulan lalu, ketika protes Palestina dan bentrokan dengan polisi meletus sebagai tanggapan atas taktik polisi Israel selama Ramadan dan ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina di Sheik Jarrah oleh pemukim Yahudi.
Titik fokus bentrokan adalah Masjid Al Aqsa, dengan titik api yang terletak di kompleks Masjid Al Aqsa yang dihormati oleh Muslim, Nasrani dan Yahudi.
Hamas menembakkan roket ke arah Yerusalem Senin malam, memicu serangan Israel ke Gaza, rumah lebih dari 2 juta warga Palestina yang berada di bawah blokade Israel dan Mesir sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina kubu Gerakan Fatah pada tahun 2007.
Gejolak juga meluas ke tempat lain, memicu protes di Tepi Barat yang diduduki dan memicu kekerasan di Israel antara warga Yahudi dan Arabnya, dengan bentrokan dan serangan main hakim sendiri terhadap orang dan properti.
Baca Juga: Israel Kecoh Hamas Lewat Kabar Serangan Pasukan Darat di Jalur Gaza, Ini Tujuannya
Pada hari Minggu, seorang pengemudi menabrak sebuah pos pemeriksaan Israel di lingkungan Yerusalem timur Sheikh Jarrah - di mana keluarga Palestina diancam akan digusur - melukai enam petugas sebelum polisi menembak dan membunuh penyerang, kata polisi Israel.
Kekerasan itu juga memicu protes pro-Palestina di kota-kota di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, dengan polisi Prancis menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah para demonstran di Paris.
Militer mengatakan pada Minggu mereka menyerang rumah Sinwar dan saudaranya Muhammad, anggota senior Hamas lainnya. Pada hari Sabtu, mereka menghancurkan rumah Khalil al-Hayeh, seorang tokoh politik senior Hamas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.