BEIJING, KOMPAS.TV - China akan membagi Puncak Everest menjadi dua bagian untuk mencegah penyebaran virus corona. Satu bagian merupakan wilayah China dan bagian lainnya adalah wilayah Nepal. Hal ini dilaporkan media pemerintah China pada Senin (10/5/2021).
Kantor Berita China, Xinhua menyatakan, sebuah tim pemandu pendaki gunung akan membuat garis pemisah di puncak Everest, sebelum para pendaki akan berusaha mencapai puncaknya dari sisi China.
Hingga kini belum diketahui garis pemisah tersebut akan berbentuk seperti apa. Namun dilaporkan, para pendaki yang menaiki gunung dari sisi China akan dilarang melintasi jalur atau bersentuhan dengan siapapun atau apapun di sisi Nepal.
Baca Juga: China Buka Jalur Pendakian Gunung Everest Bagi 38 Pendaki yang Terbukti Negatif Covid-19
Pemerintah Nepal dan pejabat otoritas pendaki gunung belum mengeluarkan komentar mengenai kebijakan pemerintah China ini.
Sebelumnya, kedua negara telah menangguhkan musim pendakian di gunung tertinggi di dunia ini sejak tahun lalu karena pandemi.
Namun tahun ini, Nepal telah mengeluarkan izin yang memungkinkan 408 orang asing untuk kembali mendaki. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan pariwisata.
Xinhua menjelaskan, 21 orang pendaki China juga telah disetujui untuk mendaki gunung dari lereng utara yang merupakan wilayah China.
Saat ini China telah berhasil mengendalikan penyebaran virus di dalam negeri. Namun sebaliknya, kasus Covid-19 di Nepal telah melonjak selama beberapa hari terakhir. Sebagian besar wilayah Nepal telah di-lockdown dan mereka menghentikan semua penerbangan domestik dan internasional.
Pejabat di Nepal menolak untuk berbicara tentang wabah di puncak Everest. Namun seorang pendaki yang merupakan seorang berkebangsaan Norwegia, mengatakan kepada Associated Press bulan lalu bahwa dia pernah menderita Covid-19. Kemudian ia segera meninggalkan Nepal setelah kondisinya membaik.
Baca Juga: Wow, Covid-19 Sudah Sampai Gunung Everest Setelah Seorang Pendaki Dinyatakan Positif
Ang Tshering Sherpa, seorang ahli pendaki gunung yang telah berada di komunitas pendaki gunung selama beberapa dekade, mengatakan tidak mungkin untuk memisahkan puncak Everest menjadi dua bagian.
Satu-satunya titik di mana pendaki dari kedua sisi akan berdekatan adalah di puncak gunung. Puncak tersebut merupakan ruang kecil di mana pendaki hanya menghabiskan beberapa menit untuk mengambil foto dan menikmati pemandangan 360 derajat.
Pendaki akan mengenakan pakaian dan perlengkapan berlapis tebal dan wajah mereka akan ditutupi dengan masker oksigen, kacamata, dan pelindung dari udara yang membekukan.
“Pemikiran bahwa ada penderita virus corona yang bisa mencapai puncak Everest adalah mustahil, karena pendaki akan mengalami kesulitan pernapasan saat mendaki gunung,” kata Sherpa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.